SURABAYA : Kasus dugaan pencabulan siswi oleh pemilik yayasan SPI di Kota Batu mengagetkan banyak pihak, terutama Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA). Mereka tidak menyangka, sekolah yang selama ini dibanggakan justru menyimpan kejahatan seksual.
Berdasarkan laporan para korban, kasus kejahatan seksual itu berlangsung sejak 2009 silam. Sebanyak 25 siswa mengaku telah menjadi korban. Jumlah tersebut bahkan diperkirakan masih lebih. Sebab, banyak di antara mereka yang telah lulus.
"Apa yang terjadi dalam kasus ini merupakan kejahatan luar biasa. Sebab, tak hanya sekali dia kali dilakukan," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait seusai melapor ke SKPT Polda Jatim, Sabtu 29 Mei 2021.
BACA JUGA : Polda Jatim Bentuk Tim Khusus Usut Dugaan Pencabulan 25 Siswi di Batu
Arist mengatakan, tindakan pencabulan ini dilakukan pelaku JE dengan modus memberi pendidikan gratis. Lewat program tersebut para korban dibina sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Namun, dibalik itu semua, mereka mengalami kekerasan seksual.
Informasi yang dihimpun, tindakan pencabulan itu dilakukan pelaku di beberapa tempat, termasuk saat para siswa mengikuti kegiatan di luar negeri.
“JE diduga melakukan kejahatan seksual pada puluhan anak-anak pada masa bersekolah. Korbannya antara kelas 1, 2, dan 3 sampai pada anak itu lulus dari sekolah masih mengalami kejahatan seksual dari pemilik sekolah itu," kata Arist.
Atas kasus itu, pihaknya melapor ke Polda Jatim. Arist mengaku laporan tersebut dibuat untuk menegakkan hukum terkait perlindungan anak dan fasilitas pendidikan.
"Korbannya saat ada sebanyak 25 anak. Dan bisa jadi lebih dari angka itu,” katanya.
BACA JUGA : Dilaporkan Dugaan Pencabulan, Ini Tanggapan Yayasan Pendidikan di Batu
Ada tiga orang pelapor yang didampingi oleh Komnas Perlindungan Anak terkait dugaan adanya pelecehan seksual, kemudian ada dugaan pencabulan dan sebagainya yang dilakukan oleh saudara JE, yang merupakan pengurus dari sekolah SPI di Batu.
Sementara itu, Polda Jatim telah membentuk tim khusus atas kasus ini. Pekan ini penyidik juga mulai memeriksa para korban, setelah itu terduga pelaku.
(ADI)