PONOROGO : Selain cupang, ikan guppy juga banyak diburu para pecinta ikan hias di tengah pandemi. Permintaan yang melimpah membuat Ade Fadil tergoda. Warga Desa Beton, Siman Ponorogo ini lantas membudidayakan ikan yang akrab disebut cendol dawet ini.
Ade berhasil membuka peluang usaha dari berbudidaya ikan guppy di rumahnya. Dengan membuat ruangan seluas dua koma lima kali tiga meter, sejumlah akuarium pun tertata rapi di dalamnya. Sehari-hari, pria yang juga seorang youtuber ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk merawat ikan-ikannya.
Usaha budidaya ikan hias ini ia mulai sejak lima bulan lalu. Sejak, keluarnya kebijakan pemerintah soal pandemi covid-19 yang menganjurkan masyarakat agar lebih banyak beraktivitas di rumah. Meski tergolong "pemain" baru di bidang tersebut, Ade cukup berhasil.
"Selain untuk pemasukan pendapatan sendiri, saya juga berdayakan pemuda-pemuda sekitar untuk ikut budidaya ikan gupy," kata Ade.
Caranya, dia memberikan pemuda yang niat memelihara ikan tersebut dengan memberikan indukan. Lalu, jika berhasil menetas, anak-anak guupy ini lantas disetor kepada Ade, tentunya dengan harga sejumlah uang.
"Selama perawatan, kami tetap kontrol perkembangan indukan itu," terangnya.
Ade menambahkan, membudidayakan ikan gupy ini tidaklah sulit. Terpenting adalah memperhatikan kondisi air agar tidak terlalu keruh. Selain itu memberikan makanan secara teratur dan tidak boleh berlebih.
Saat ini, Ade memiliki 12 jenis ikan guppy. Harganya kisaran Rp 2 ribu hingga yang paling mahal mencapai Rp 250 ribu per pasang. Selama lima bulan menjalani bisnis ini omsetnya bisa mencapai Rp 10 juta per bulannya.
Sedangkan untuk penjualan, Ade memanfaatkan jejaring sosial.
"Potensi pasar luar daerah saat ini peluangnya lebih besar di Ponorogo," katanya.
(ADI)