Sampang: Pemerintah Kabupaten Sampang membangun 90 unit rumah. Rumah tersebut sengaja dibangun untuk warga konflik sosial di Desa Karang Gayam dan Desa Bluuran.
"Warga yang menjadi korban konflik sosial dan rumahnya kita bantu ini, dulunya merupakan penganut ajaran Islam Syiah dan saat ini telah menjadi pengikut ajaran Islam Sunni," ucap Bupati Sampang, Slamet Junaidi dikutip dari Antaranews.com pada Jumat, 8 Desember 2023.
Pada Desember 2012, konflik antara Syiah dan Sunni melanda perkampungan penganut Islam Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, dan Desa Blu'uran, Kecamatan Karang Penang.
Sekelompok orang menyerang perkampungan tersebut. Akibatnya, satu orang tewas dan 49 rumah warga dibakar.
Para korban penyerangan terpaksa diungsikan ke Gedung Olahraga (GOR) Wijaya Kusuma Sampang. Kemudian para korban dipindahkan ke Rusunawa di Sidoarjo, Jawa Timur.
Setelah itu, para korban konflik sosial yang dulunya pengikut ajaran Islam Syiah, kembali ke ajaran Islam Sunni. Para korban memiliki keinginan untuk ke kampung halaman mereka.
Slamet menyatakan Pemkab Sampang memberikan dukungan untuk para korban. Bantuan yang diberikan berupa pembangunan rumah yang terbakar, untuk jangka waktu yang lama.
Slamet juga menjelaskan dana untuk membantu membangun rumah warga korban konflik sosial tersebut berasal dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Selain itu, dana juga didapat dari sebagian APBD Pemkab Sampang.
"Selain untuk pembangunan rumah korban konflik, kami juga mengajukan kepada Baznas bantuan alat operasional program sekolah," ucap Slamet.
Bupati Sampang juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak. Akibat peran aktif berbagai pihak, konflik sosial yang terjadi di Kabupaten Sampang pada 2012 dapat teratasi.
Selain itu, para korban telah kembali ke kampung halaman mereka di Desa Karang Gayam dan Desa Blu'uran.
(SUR)