BANYUWANGI: Berbagai upaya dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk kembali menghidupkan sektor wisata di masa kebiasan baru (new normal). Salah satunya, membuat bilik kuliner steril dari covid-19.
Bilik kuliner steril atau tempat wisata kuliner steril ini berada di Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi, tepatnya di kawasan wisata muara Pantai Boom. Bilik kuliner steril menyajikan menu khas daerah sekitar pantai, yakni ikan bakar.
"Terima kasih teman-teman nelayan Kampung Mandar, dinas terkait, kecamatan dan Bank Jatim yang memberi dukungan. Kehadiran tempat kuliner unik seperti ini memberi semangat kepada kita semua untuk bekerja lebih kreatif memulihkan ekonomi lokal setelah dihajar dampak pandemi COVID-19," ujar Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Sabtu, 25 Juli 2020.
Tempat kuliner steril yang diresmikan pada Jumat (24/7) itu, terdapat sepuluh bilik. Para pemilik warung melayani pengunjung dengan pelindung diri. Dinas Kesehatan pun dilibatkan terjun langsung mendampingi proses memasak agar higienis.
Di tempat kuliner steril ini, para pengunjung bisa duduk sambil menikmati kuliner khas pantai (ikan bakar) di dalam bilik tertutup dan transparan.
Dulunya, Kampung Mandar merupakan kawasan yang terkesan kumuh, namun perlahan dengan pendampingan Dinas Kelautan dan Perikanan, sejak tiga tahun terakhir warga nelayan setempat membuat warung-warung dengan menu ikan laut.
"Pada 2018 mulai digelar festival pasar ikan sebagai strategi agar kawasan berubah menjadi lebih bersih. Warung kami promosikan, dinas terus mendampingi, akhirnya warga mulai mendapat tambahan pemasukan. Selama pandemi pasti jeblok, makanya sekarang kami bangkitkan lagi, termasuk dengan model bilik kuliner steril semacam ini," kata Anas.
Menurut Anas, higienitas alur produksi mulai dari mendapatkan ikan sebagai bahan baku, proses memasak, kebersihan alat masak, hingga penyajian, semua rangkaiannya dipastikan higienis.
"Ini adalah restoran ikan milenial. Saya yakin, warung-warung di sini akan kembali bergeliat, inovasi warga pun muncul. Insya Allah ini jadi modal kami untuk berjuang memulihkan ekonomi," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi, MY Bramuda mengemukakan bahwa tempat ini awalnya terinspirasi dari konsep restoran yang ada di Belanda.
"Kami sedang atur tidak ada kontak antara pelayan dan pengunjung. Jadi, pengunjung datang langsung masuk ke bilik, lalu pelayan datang melayani pemesanan dengan tetap berada di luar bilik yang transparan. Demikian pula saat pembayaran tidak ada kontak dekat pelayan pengunjung. Ke depan, konsep ini akan diterapkan di sejumlah sentra kuliner lainnya," paparnya.
Di tempat kuliner steril di kawasan wisata muara Pantai Boom menyajikan berbagai makanan, mulai ikan bakar, tahu walik berisi daging, hingga palapa sampan khas nelayan alias ikan pindang berkuah. Emmmhh....
(TOM)