SURABAYA: Melandainya kasus covid-19 di Jawa Timur, tidak membuat Pemprov Jawa Timur berleha-leha. Sebaliknya, semua kabupaten/kota di wiayah Jatim diminta tetap waspada.
Plh Sekda Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono mengatakan, saat ini kasus covid-19 di Jawa Timur menunjukkan tren penurunan. Ini terlihat dari penurunan bed occupancy rate dan pemetaan wilayah dalam PPKM berlevel.
“Namun demikian kita tidak boleh ceroboh, tetap waspada. Kita tetap harus melakukan hal-hal yang sifatnya penetrasi di hulu,” ujar Heru saat diwawancara, Rabu 25 Agustus 2021.
Dijelaskan Heru, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa telah memerintahkan jajaran di bawahnya untuk melakukan penguatan di berbagai sektor. Mulai peningkatan rasio tracing, akselerasi vaksinasi, dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
BACA: 20 Daerah di Jatim Boleh Sekolah Tatap Muka, 18 Masih Terlarang!
“Termasuk penyiapan isoter (isolasi terpusat-red) yang sudah cukup banyak di Jawa Timur,” imbuh Heru.
Keberadaan isoter menjadi penting untuk memfasilitasi masyarakat yang terpapar covid-19 agar tidak melakukan isolasi mandiri. Tujuannya mencegah transmisi di lingkungan sekitar dan menekan tingkat fatalitas yang seringkali muncul saat pasien covid-19 melakukan isoman.
Selain itu, fasilitas di isoter yang disiapkan pemprov Jawa Timur juga memungkinkan kondisi kesehatan pasien lebih termonitor oleh tenaga kesehatan dengan baik.
Sementara untuk 18 wilayah yang masih masuk kategori PPKM level 4, Heru menyebutkan bahwa peningkatan rasio tracing harus dilakukan. Diantaranya, Kota Malang, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Kabupaten Tulungagung, dan lainnya.
“Melakukan tracing yang lebih masif jadi kuncinya, untuk memisahkan yang positif dan negatif supaya tidak menular,” pungkas Heru.
(TOM)