Inovatif, Lima Mahasiswa Unair Manfaatkan Nasi Basi jadi Hand Sanitizer

Kelima mahasiswa Unair saat menjelaskan kandungan hand sanitizer yang mereka buat dari nasi basi (Foto / Metro TV) Kelima mahasiswa Unair saat menjelaskan kandungan hand sanitizer yang mereka buat dari nasi basi (Foto / Metro TV)
SURABAYA : Lima mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (Unair) menciptakan formula hand sanitizer alami berbahan dasar limbah nasi. Selain mampu membunuh virus korona, hand sanitizer ini juga tidak menimbulkan efek samping.

Kelima mahasiswa tersebut berasal dari Prodi D3 Teknologi Laboratorium Medis. Mereka terdiri atas Yasmin Auliya Hylmi, Annisa Maulidya, Ajeng Dilla Lestari, Hilda Rachmania Panglipurning dan Silvia Eka Kurniawati.

“Kami berhasil menciptakan formula bioetanol dari nasi basi dengan penambahan ekstrak daun kemangi yang berpotensi sebagai inovasi hand sanitizer alami,” kata Ketua Tim Mahasiswa, Yasmin Auliya Hylmi.

Yasmin mengaku kandungan formula bioetanol dari nasi basi dengan penambahan ekstrak daun kemangi itu efektif membunuh berbagai mikroba, seperti bakteri dan jamur termasuk korona

"Formula tersebut memiliki sejumlah keunggulan. Pertama, tidak mengandung metanol, sehingga tidak menimbulkan efek toksisitas. Kedua, bahan dasar yang digunakan alami, sehingga murah," terangnya.

Lalu ketiga, kandungan itu tidak hanya berperan sebagai antibakteri, tetapi juga sebagai antivirus dan antifungi.

“Kami menggunakan metode destilasi bertingkat serta peragian untuk mendapatkan kadar bioetanol dari limbah nasi. Takarannya sesuai dengan kadar efektif hand sanitizer, yakni sekitar 60 hingga 80 persen,” katanya.

Sementara itu, ekstraksi daun kemangi dilakukan menggunakan metode maserasi. Pelarut dengan tingkat kepolaran tertentu digunakan agar mendapatkan ekstrak yang diharapkan. Finalisasi uji fitokimia juga telah dilakukan. Yasmin menambahkan, ide memanfaatkan limbah nasi itu muncul lantaran tidak sedikit nasi yang terbuang secara cuma-cuma dari warung makan. Selain itu, fasilitas cuci tangan di era pandemi masih minim.

"Kami mencoba menggabungkan beberapa masalah tersebut untuk mendapatkan satu solusi yang kami harap efektif sebagai penyelesaian,” ujarnya.

Gagasan yang tercipta itu diikutsertakan dalam Olimpiade Vokasi Indonesia (OLIVIA) 2020. Hasilnya, Yasmin dan timnya berhasil membawa pulang Juara LKTI Sub Kategori Saintek Inovasi Bioekonomi.

 


(ADI)

Berita Terkait