SURABAYA : Petinggi Google mengklaim Apple sengaja melakukan bullying dan pressure di iMessage sebagai strategi yang disengaja. Tujuannya agar membuat pengguna Android menjadi warga 'kelas dua' di layanan pesan di iPhone tersebut. Seperti diketahui, iMessage memiliki beberapa fitur yang eksklusif untuk pengguna iOS.
Salah satunya, pesan yang diterima di iMessage dari pengguna Android tampil dengan bubble berwarna hijau, bukan biru seperti tampilan pesan iOS yang default. Mengutip lama The Verge, Kamis 13 Januari, bubble berwana inilah yang telah mengubah iMessage menjadi simbol status di kalangan remaja AS dan menciptakan tekanan pada teman sebaya bagi kaum muda untuk membeli iPhone dan terkadang menyebabkan pengucilan bagi para pengguna Android.
Sebuah laporan baru-baru ini di The Wall Street Journal menyoroti dinamika ini dan memicu tanggapan dari tim Android dan kepala Android Google, Hiroshi Lockheimer. “iMessage seharusnya tidak mendapat manfaat dari intimidasi. Mengirim pesan teks harus menyatukan kita, dan solusinya ada. Mari kita perbaiki ini sebagai satu industri,” tweet akun resmi Android.
Baca Juga : Heboh, Ahli Bedah Transplantasikan Jantung Babi ke Manusia
Sementara itu Lockheier lebih lantang menyuarakan lewat akun Twitternya, penguncian iMessage Apple adalah strategi yang terdokumentasi. Menggunakan tekanan teman sebaya dan intimidasi sebagai cara untuk menjual produk tidak jujur bagi perusahaan yang memiliki kemanusiaan dan kesetaraan sebagai bagian inti dari pemasarannya. Menurut Lockheimer, standar yang ada hari ini perlu untuk memperbaikinya.
Apple sendiri memang diketahui sedang mempertimbangkan untuk membuat iMessage tersedia di Android agar menarik lebih banyak pengguna. Di satu sisi, Google juga tidak berada pada posisi yang tepat untuk mengkritik strategi pengiriman pesan perusahaan lain. Seperti yang dicatat oleh editor Ars Technica Ron Amadeo di Twitter, raksasa pencarian ini terkenal tidak berfungsi dalam hal perpesanan, dan telah meluncurkan 13 aplikasi perpesanan terpisah sejak iMessage keluar pada 2011, namun sebagian gagal total.
(ADI)