SURABAYA : Indonesia merupakan negara kepulauan yang rentan terkena bencana. Letak geografis Indonesia di wilayah cincin api membuat sebagian besar wilayah Tanah Air rentan dilanda gempa bumi dan gunung meletus. Bencana alam lainnya yang kerap melanda Indonesia, seperti banjir, tanah longsor dan kebakaran hutan.
1. Banjir
Jakarta termasuk salah satu lokasi yang berpotensi terjadi bencana banjir pada musim hujan. Bencana banjir Jakarta terparah terjadi pada Februari 2007 dan menyebabkan 70 persen wilayah Jakarta terendam. Informasi yang dihimpun dari laman Jakarta Open Data menyebutkan tiga kecamatan di Jakarta Pusat rawan banjir.
Tiga kecamatan itu meliputi Johar Baru, Kemayoran dan Tanah Abang. Kemudian di Jakarta Utara wilayah yang menjadi langganan banjir meliputi kawasan Cilincing, Kelapa Gading, Koja, Tanjung Priok, Pademangan dan Penjaringan. Grogol Petamburan dan Cengkareng juga termasuk dua kecamatan di Jakarta Barat yang rawan banjir berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta.
Sementara itu, di wilayah Jakarta Selatan ada kecamatan Jagakarsa, Cilandak, Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, Pancoran, Tebet dan Setiabudi yang menjadi kawasan rawan banjir. Selanjutnya, di Jakarta Timur ada 10 kecamatan rawan banjir meliputi Pulo Gadung, Pasar Rebo, Makasar, Jatinegara, Kramat Jati, Ciracas, Duren Sawit, Cipayung, Matraman dan Cakung.
Dalam Jurnal Sains&Teknologi Modifikasi Cuaca bertajuk “Mengulas Penyebab Banjir di Wilayah DKI Jakarta dari Sudut Pandang Geologi, Geomorfologi dan Merfometri Sungai,” Jakarta sebenarnya berada di wilayah cekungan banjir yang mengakibatkan Ibu Kota Indonesia ini rentan kebanjiran.
Ditambah lagi, ada 13 sungai besar yang bermuara di teluk Jakarta karena kerap terjebak di cekungan besar Jakarta, air tersebut tidak bisa mengalir dengan lancar ke laut. Cekungan di Jakarta berasal dari sedimen muda dan sangat tebal. Namun, belum terkonsolidasi dengan sempurna.
Kondisi tersebut berujung pada tanah Jakarta yang kerap mengalami penurunan sebesar 4-20 sentimeter per tahun. Keadaan ini diperparah dengan pengambilan air tanah secara besar-besaran yang dilakukan oleh masyarakat.
Baca juga : Longsor, 5 Rumah di Kota Malang Hanyut
2. Tanah Longsor
Daerah rawan longsor di Indonesia berada di sepanjang Bukit Barisan, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, ada 274 kota, kabupaten di Indonesia yang memiliki potensi rawan longsor.
Peta rawan longsor sudah dibagikan BNPB ke masing-masing pemerintah daerah sejak 2012. Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, ada 6.664 kejadian tanah longsor di Indonesia. Sedangkan, provinsi yang paling banyak mengalami tanah longsor, yakni Jawa Barat dengan 1.288 kasus.
Kejadian tanah longsor terbaru melanda Lembang pada 18 Maret 2022. Laporan BPBD Kabupaten Bandung Barat menyebutkan, tanah longsor tersebut diakibatkan oleh hujan deras yang berujung pada aliran air mengikis tembok penahan tanah. Bencana ini mengakibatkan tiga unit rumah warga mengalami kerusakan parah.
3. Gunung Meletus
Indonesia berada di kawasan cincin api atau ring of fire dengan jumlah gunung api terbanyak di dunia. Mengutip laman Magma ESDM, Indonesia memiliki 127 gunung api. Lokasi gunung api ini tersebar di seluruh wilayah Tanah Air dan seluruhnya mengalami potensi bencana gunung meletus. Sepanjang 2021, BPS mencatat ada 241 kejadian gunung meletus di Indonesia. Sementara, kasus terbanyak terjadi di Sumatera Utara dengan 82 kasus.
Diketahui, Sumatera Utara memiliki gunung api aktif bernama Sinabung yang berada di Kabupaten Karo. Gunung Sinabung memuntahkan isi perutnya pada 28 Juli 2021 dengan durasi letusan sekitar 12 menit. Erupsi kali ini diikuti dengan awan panas yang meluncur 1 kilometer ke arah timur dan 1 kilometer ke arah tenggara. Hujan abu vulkanik juga terpantau sangat lebat. Sebelumnya, gunung ini juga sudah mengalami erupsi kecil sepanjang 1-9 Juli 2021.
4. Gempa Bumi
Keberadaan Indonesia di wilayah cincin api tidak hanya membuat negeri ini rawan bencana gunung meletus, melainkan juga gempa bumi. Mengutip Okezone (4 Maret 2021), Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ada sembilan wilayah rawan gempa di Indonesia. Deretan wilayah itu meliputi Selat Sunda, Bengkulu, Mentawai, Aceh, Sorong, Matano, Lembang, Sulawesi Utara dan Selatan Bali.
Sepanjang era modern, gempa bumi paling dahsyat terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004. Gempa berkekuatan magnitudo 8,9 itu berujung pada tsunami dan menelan korban hingga ratusan ribu jiwa. Namun, banyak versi berbeda yang menyebutkan jumlah korban. Data yang ditulis dalam buku Aceh Pasca Lima Belas Tahun Tsunami: Kilas Balik dan Proses Pemulihan, jumlah korban jiwa dalam bencana ini mencapai 173.741 orang. Sementara, 394.539 orang lainnya hilang.
5. Kebakaran Hutan
Sepanjang 2021, BPS mencatat ada 1.338 kasus kebakaran hutan. Riau merupakan provinsi paling sering mengalami kebakaran hutan, yakni sebanyak 194 kali. Mengutip Jurnal Dinamika Lingkungan Indonesia berjudul “Analisis Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau,” wilayah ini memiliki lahan gambut sangat luas.
Jika ditotal, ada sekitar 4,8 juta hektare lahan gambut yang berpotensi terbakar di tengah musim kemarau. Kondisi ini menyebabkan, Riau perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.
Selain itu, faktor lain yang juga memicu kebakaran hutan di Riau, yaitu faktor sosial ekonomi. Guna menekan biaya pembukaan lahan, banyak oknum yang melakukan aktivitas pembersihan lahan dengan cara tidak baik, yakni pembakaran. Ujungnya akan mengakibatkan kebakaran lahan atau bahkan hutan di sekitarnya.
(ADI)