JAKARTA : Pada perayaan Idul Adha, umat muslim mengenal dengan hari tasyrik. Hari Tasyrik menurut ahli bahasa dan ahli fikih adalah tiga hari setelah Hari Raya Idhul Adha (nahar) yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Yang mana, pada waktu ini umat muslim diharamkan berpuasa.
Meski demikian, di waktu ini terdapat amalan yang sangat dianjurkan. yakni banyak berdzikir dengan mengucapkan takbir, tahlil, tahmid dan tasbih serta berdoa. Ustaz Muhammad Ajib MA dari Rumah Fiqih Indonesia menjelaskan, Imam Syafi’iy rahimahullah disunnahkan untuk memperbanyak takbir dan doa pada hari raya.
Bahkan Imam Syafii mengatakan bahwa berdoa di malam hari raya, malam jumat, awal bulan Rajab dan Nishfu Sya’ban adalah termasuk doa yang sangat mustajab. Para ulama telah sepakat bahwasanya bertakbir atau takbiran pada hari raya itu termasuk sesuatu yang disyariatkan dalam Islam.
Para ulama pun sangat menganjurkan untuk memperbanyak ibadah dan bertakbir pada hari raya karena hal ini termasuk salahsatu kebiasaan yang dilakukan oleh Rasululloh SAW dan para sahabat. Dalil yang menganjurkan untuk bertakbir pada hari raya hingga tiga hari tasyrik juga lumayan banyak jumlahnya. Baik dalil dari Al-quran maupun dalil dari Hadits nabi Muhammad SAW. Dalam Al Quran, Allah SWT berfirman:
??????????? ??????? ??? ???????? ????????????
Dan berdzikirlah dengan menyebut nama Allah pada hari yang berbilang. (QS. Al baqarah: 203).
BACA JUGA : 7 Jurus Menghilangkan Bau Prengus Daging Kambing
Ibnu Abbas mengatakan, yang dimaksud dengan hari-hari yang berbilang ialah hari-hari tasyrik (menjemur dendeng); juga dikenal dengan sebutan hari-hari yang telah diketahui, yaitu hari belasan. Ikrimah mengatakan yang dimaksud dengan berdzikir ialah bertakbir dalam hari-hari tasyrik sesudah shalat lima waktu, yaitu: Allahu Akbar, Allahu Akbar, allahu Akbar (Allah Mahabesar, Allah Mahabesar).
Menurut ulama mazhab Imam Syafii rahimahullah, dzikir kepada Allah sewaktu melakukan kurban. Waktu untuk berkurban yaitu dimulai pada Hari Raya Kurban sampai dengan akhir hari-hari tasyrik. Berkaitan pula dengannya yaitu melakukan zikir sementara sesudah melakukan tiap-tiap shalat, dan zikir yang mutlak yang dianjurkan dalam semua keadaan.
Mengenai waktu berzikir ini banyak pendapat dari ulama yang mengatakannya, yang paling terkenal dan banyak diamalkan ialah dimulai dari shalat Subuh hari Arafah sampai dengan salat Asar di akhir hari tasyrik yakni 13 Dzulhijjah, tepatnya di akhir waktu nafar yang terakhir.
???????????? ????? ??????? ??? ???????? ????????????
Mereka berdzikir menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan.
Dan juga hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam musnadnya :
?? ?? ???? ???? ??? ???? ??? ??? ???? ?? ????? ???? ?? ??? ?????? ????? ??????? ???? ?? ??????? ???????? ????????
Tidak ada amal yang dilakukan di hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melebihi amal yang dilakukan di tanggal 1 – 10 Dzulhijjah. Oleh karena itu, perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu. Amalan Hari tasyrik berikutnya yakni berdoa.
Adapun doa yang dipanjatkan Nabi SAW saat melakukan wuquf dan hari tasyrik yakni:
{???????? ?????? ??? ?????????? ???????? ????? ????????? ???????? ??????? ??????? ????????}
Artinya: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. (Al-Baqarah: 201)
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW selalu memanjatkan doa sapu jagad tersebut;
????? ?????????? ?????????????? ???? ?????? ??????? ???? ??????????: ??????? ?????? ?????????? ?????? ??????? ???????? ????????? ??????? ?????? ?????? ????????? ????????????? ??????????? ???????????: {???????? ?????? ??? ?????????? ???????? ????? ????????? ???????? ??????? ??????? ????????}
Imam Syafii mengatakan dari Abdullah ibnus Saib, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW mengucapkan doa berikut di antara rukun Bani Jumah dan rukun Aswad, yaitu: Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.
BACA JUGA : Suka Duka Perias Sapi, Kena Tendang Sudah Biasa!
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan Doa Sapu Jagad tersebut mencakup semua kebaikan di dunia dan memalingkan semua keburukan, karena sesungguhnya kebaikan di dunia itu mencakup semua yang didambakan dalam kehidupan dunia, seperti kesehatan, rumah yang luas, istri yang cantik, rezeki yang berlimpah, ilmu yang bermanfaat, amal saleh, kendaraan yang mudah, dan sebutan yang baik serta lain-lainnya.
Adapun mengenai kebaikan di akhirat, yang paling tinggi ialah masuk surga dan hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti aman dari rasa takut yang amat besar di padang mahsyar, dapat kemudahan dalam hisab, dan lain sebagainya. Bagi orang yang menghendaki keselamatan, dituntut mengerjakan hal-hal yang membawa dirinya ke jalan keselamatan itu, misalnya menjauhi hal-hal yang diharamkan, perbuatan-perbuatan yang berdosa, serta meninggalkan hal-hal yang syubhat dan yang diharamkan.
(ADI)