JOMBANG: Pemerintah Kabupaten Jombang mencanangkan Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI) dan SmartCard Beresin Sampah pada Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023 bertajuk 'Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan Menuju Jombang Resik (Reduksi Sampah Mulai dari Kita)', pada Jumat (17/3).
Progam ini bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Lauut (TKN PSL), serta didukung oleh Danone-AQUA dan United Nations Development Programme (UNDP).
Bupati Jombang Mundjidah Wahab mengatakan, persentase penanganan sampah di Kabupaten Jombang saat ini mencapai 28% dan pengurangan mencapai 13,5%. Meskipun angka ini masih cukup jauh dari target Jakstrada dan Jakstranas yang telah ditentukan, beragam inovasi dan penguatan partisipasi masyarakat terus didorong,
“Sebagaimana yang bapak ibu lihat tadi, penggunaan aplikasi beresin sampah, gerakan sedekah sampah, pengembangan kampung minim sampah melalui program USAID Madani, konsep bank sampah mandiri terintegrasi (bank santri) yang kami dorong melalui program smart city dan banyak program lain yang diinisiasi bersama dengan masyarakat,” ujar Mundjidah.
BACA: Tertinggi Se-Indonesia, Realisasi PAD Bojonegoro Capai 137,06%
Dalam acara ini, aplikasi “Beresin” dan SmartCard “Beresin Sampah” yang terintegrasi dengan GRADASI diluncurkan dengan penekanan virtual button bersama. Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI) di Kabupaten Jombang telah diinisiasi oleh Pondok Pesantren Mambaul Hikam dengan melibatkan 80 pondok pesantren, madrasah, dan komunitas lintas agama.
Bahkan, saat ini, Pemerintah Kabupaten Jombang juga telah bekerjasama dengan Baznas, Dewan Masjid Indonesia, organisasi agama, dan lembaga Pendidikan untuk gerakan ini.
“Belum lama ini, selama 3 minggu pelaksanaan, telah terkumpul uang sedekah dari sampah sebesar Rp. 1.200.120,- termasuk dari kegiatan pelantikan muslimat di alun-alun Jombang dan seluruh hasil yang akan didapat sepenuhnya akan dikelola oleh Baznas,” jelas Miftahul Ulum, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jombang.
Direktur Penanganan Sampah KLHK Novrizal Tahar sekaligus Sekretaris 1 Tim Pelaksana RAN PSL, mengapresiasi inovasi yang telah dikembangkan Pemerintah Kabupaten Jombang tersebut,
“Pada 2019, telah dicanangkan gerakan pilah sampah dari rumah. Hal tersebutlah yang mendorong gerakan-gerakan lainnya, seperti bank sampah dan gerakan sedekah sampah ini. Gerakan sedekah sampah merupakan gerakan ekonomi inklusif, jadi jika kita bisa masifkan ini di seluruh Indonesia, kita juga bisa mendorong rumah ibadah untuk menjadi pusat peradaban. Kita dorong terus gerakan ini dan Jombang ada di depan untuk ini. Sampah bukanlah masalah, sampah adalah jariyah. Mari kita wujudkan itu,” ujar Novrizal.
Elin Eikeland, Counsellor of Royal Norwegian Embassy yang merasa takjub melihat antusiasme masyarakat Jombang dalam kegiatan hari ini,
“Dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, upaya yang dilakukan GRADASI dan keterlibatan pemangku kepentingan keagamaan adalah hal yang sangat penting. Jombang adalah contoh yang baik dalam menunjukkan partisipasi komunitas keagamaan dalam pengelolaan sampah. Hal ini patut untuk dijadikan sebagai contoh dan diikuti oleh daerah-daerah lainnya. Kami terkesan mendengar bahwa di Kabupaten Jombang, banyak warga yang berkomitmen untuk mengelola sampahnya, dan sangat tanggap serta antusias dengan program-program yang diterapkan untuk mengurangi sampah,” ujar Elin.
Dalam kesempatan tersebut Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo melakukan penyerahan kotak sedekah sampah GRADASI untuk Perwakilan Pondok Pesantren dan Madrasah, serta perwakilan lintas agama di Jombang.
Danone Indonesia sendiri telah mendukung dan menjadi partner dari program GRADASI sejak 2022. Hal ini sesuai dengan komitmen Danone untuk membantu kontribusi penanganan sampah laut melalui kampanye bijak berplastik. Sebagian sampah ekonomis seperti kemasan PET yang terkumpul juga akan disalurkan melalui mitra pengepul Danone untuk kemudian di daur ulang di PT Veolia Service Indonesia di Pasuruan.
GRADASI telah diadaptasi dan diterapkan di sejumlah masjid, gereja, pesantren, dan sekolah di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Jombang. Program Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI) secara nasional sendiri dimulai sejak 2021 dengan 6 masjid penggerak. Saat ini, terdapat 100 masjid, 35 gereja, 92 sekolah, dan 98 pesantren di seluruh Indonesia yang menerapkan GRADASI.
Bahkan, salah satu Universitas di Indonesia, yaitu Universitas Brawijaya, juga akan memasukkan materi terkait GRADASI sebagai bahan edukasi lingkungan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswanya.
Selain GRADASI, Pemerintah Kabupaten Jombang juga sudah menginisiasi inovasi SmartCard Beresin Sampah sejak akhir 2022. SmartCard Beresin Sampah adalah inovasi digital untuk nasabah bank sampah yang bermanfaat untuk memudahkan memantau, mengetahui, dan transaksi bank sampah dengan mudah.
Selain itu, berbagai fitur juga telah dikembangkan di dalamnya termasuk sedekah dan celengan qurban dengan sampah, fitur beres point untuk menukarkan sampah dengan produk UMKM, dan fitur beres digitech atau penukaran sampah dengan beragam produk digital seperti token listrik, pulsa, PDAM, BPJS, dan lain sebagainya. Inovasi ini dikembangkan bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup, Perumda Aneka Usaha Seger, dan Bank Sampah Induk Jombang. Saat ini, aplikasi ini sudah digunakan oleh kurang lebih 800 nasabah. Secara bertahap, semua nasabah bank sampah induk akan bermigrasi ke sistem digital ini.
Dalam acara ini, para tamu undangan juga membawa sampah bernilai yang sudah bersih dan terpilah dari rumah masing-masing untuk disedekahkan. Hasil penjualan sampah tersebut selanjutnya akan disedekahkan ke Baznas Jombang.
Adapun kegiatan lainnya dalam acara ini adalah pemberian Penghargaan Retail yang Komitmen Pembatasan Kantong Plastik dan penyerahan Penghargaan Lomba Video Reels Kader Lingkungan.
Inovasi-inovasi itu diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pengelolaan sampah berbasis masyarakat secara berkelanjutan di Jombang dan berkontribusi kepada penanganan sampah yang berkelanjutan di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan untuk dapat mewujudkan Indonesia yang bebas sampah.
“Kegiatan GRADASI ini terlaksana sebagai kolaborasi nyata dari berbagai pihak untuk mewujudkan target penanganan sampah plastik di laut sebesar 70% pada tahun 2025," pungkas Ahmad Bahri Rambe, Koordinator Harian Sekretariat Tim Koordinasi Penanganan Sampah Laut.
(TOM)