Ekspor dan Investasi Alas Kaki Tetap Menggeliat

 Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih (tengah) saat melihat proses pembuatan alas kaki di Sidoarjo (Foto / Metro TV) Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih (tengah) saat melihat proses pembuatan alas kaki di Sidoarjo (Foto / Metro TV)

SIDOARJO : Kondisi pandemi tak mempengaruhi ekspor alas kaki. Justru selama tahun 2020 dan awal 2021 mengalami peningkatan. Selain diuntungkan perang dagang Amerika Serikat dengan China, peningkatan ekspor juga diakibatkan mulai membaiknya perekonomian dunia.

Tercatat, Indonesia saat ini masih menjadi pengekspor alas kaki empat besar dunia. Di bawah China, Korea Selatan dan Vietnam. Dari data Kementerian Perindustrian kinerja ekspor alas kaki sepanjang tahun 2020 di tengah pandemi meningkat 9 persen dibandingkan ekspor tahun 2019.

"Nilai ekspor tahun 2020 mencapai 4,8 miliar dolar amerika. Sementara nilai ekspor 2019 hanya 4,41 miliar dolar amerika saja," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih, Minggu 21 Maret 2021.

Demikian pula di bulan Januari 2021, nilai ekspor alas kaki mencapai 0,49 miliar dolar amerika. Angka tersebut naik sekitar 15, 54 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yaitu 0,42 miliar dolar amerika. Menurut Gati, naiknya nilai ekspor alas kaki tanah air ini dipengaruhi perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

"Berkurangnya produk China yang masuk ke Amerika Serikat dimanfaatkan Indonesia meningkatkan ekspornya ke negeri paman sam. Selain itu juga mulai membaiknya perekonomian dunia di tahun 2021," terangnya.

Tak hanya ekspor, Gati menambahkan nilai investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) juga naik selama pandemi covid-19. PMDN sektor industri klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia pada akhir tahun 2020 mencapai Rp393,68 miliar.

"Angka tersebut meningkat jauh dibanding tahun 2019 yang hanya Rp77,36 miliar," imbuh Gati.

Sementara penanaman modal asing juga menunjukkan kinerja yang baik. Tahun 2020 nilai PMA mencapai 214 juta dolar amerika atau naik dari 188,34 juta dolar amerika di tahun 2019.

 


(ADI)

Berita Terkait