Menengok Makam Korban Tragedi Kanjuruhan Jelang Autopsi: Diguyur Hujan Masih Ramai Diziarahi

Kondisi makam  korban tragedi Kanjuruhan yang akan diaotupsi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jumat siang 4 November 2022/medcom.id Kondisi makam korban tragedi Kanjuruhan yang akan diaotupsi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jumat siang 4 November 2022/medcom.id

MALANG: Sehari jelang autopsi, makam dua korban Tragedi Kanjuruhan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur, diguyur hujan, Jumat siang 4 November 2022.

Genangan air terlihat di sekitaran makam Natasya Deby Ramadhani, 16, dan Naila Deby Anggraeni, 13.
Dua makam itu rencananya bakal dibongkar untuk dilakukan autopsi besok pagi, Sabtu 5 November 2022.

Di atas makam Natasya terdapat sebuah kendi kecil berwarna cokelat. Kedua makam itu bersebelahan dengan makam sang ibu, Gebyasta P, 43, yang juga meninggal pada malam nahas itu. Hingga saat ini, ketiga makam itu masih banyak dikunjungi oleh orang.

"Sampai saat ini, masih ada yang berziarah dan mendoakan di makam kedua korban itu (Natasya dan Naila). Nggak tahu siapa yang datang itu," kata Kusno, salah seorang juru kunci di TPU.

BACA: Jelang Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan, 250 Polisi Disiagakan!

Kusno mengatakan, sang ibu, Gebyasta dimakamkan bersama dengan kedua anaknya itu pada 2 Oktober 2022 lalu. Mereka dimakamkan di TPU ini lantaran sang ibu merupakan warga asli Dusun Pathuk.

"Mereka dimakamkan di sini, karena ibunya berasal dari Dusun Pathuk," imbuhnya.

Sementara itu, Kusno mengaku sempat menegur petugas yang memasang tenda di TPU siang tadi. Sebab, ia tidak mendapat izin atau pemberitahuan sebelumnya terkait pelaksanaan autopsi.

"Tadi sempat saya tegur, karena tidak ada izin atau pemberitahuan. Akhirnya ada yang datang ke juru kunci untuk izin," ujarnya.

Kusno menambahkan, pelaksanaan autopsi ini baru pertama kali diselanggarakan di TPU ini. Nantinya, setelah pelaksanaan autopsi, kedua jenazah akan dimakamkan lagi di tempat makam semula.

"Memang sebelumnya sempat ada yang mengusulkan agar pemakaman dipindah ke Bululawang (tempat ayahnya) setelah autopsi selesai. Tetapi saya tolak, supaya tetap dimakamkan di sini," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Polda Jawa Timur bakal melakukan autopsi terhadap dua jenazah korban tragedi Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada besok Sabtu 5 November 2022. Autopsi akan dilakukan dengan metode ekshumasi atau penggalian kubur.

Pihak yang mengajukan autopsi adalah Devi Athok, 48. Ia mengajukan autopsi untuk dua putrinya yang menjadi korban meninggal dunia pada tragedi Kanjuruhan, yakni Natasya Deby Ramadhani, 16, dan Naila Deby Anggraeni, 13.

Ekshumasi dan autopsi dua jenazah korban tragedi Kanjuruhan ini akan dilakukan oleh tim dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia  (PDFI). Kepala Bidang Dokkes Polda Jawa Timur Kombes Pol Erwin Zainul Hakim mengatakan PDFI telah menunjuk 6 dokter dan 2 penasehat untuk melakukan autopsi terhadap jenazah korban tragedi kanjuruhan.

Proses autopsi nantinya juga akan diawasi oleh Kompolnas, Komnas HAM, TGIPF dan LPSK. Sementara biaya autopsi tidak akan dibebankan kepada pihak keluarga korban.

Autopsi menjadi satu satunya jalan untuk mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya korban dalam tragedi Kanjuruhan. Hasilnya akan diketahui 2-3 minggu setelah autopsi dilakukan.

 


(TOM)

Berita Terkait