SURABAYA : Rombongan komisi D DPRD Kota Surabaya bersama dinas kesehatan (Dinkes) melakukan sidak di kesiapan rumah sakit darurat di Gelora Bung Tomo (GBT), Sabtu 24 Juli 2021. Satu per satu ruangan rumah sakit darurat dicek. Mulai tempat isolasi, perawatan pasien covid-19, hingga tempat penanganan khusus bagi ibu hamil (bumil) yang terpapar covid-19.
Dari pengecekan, rumah sakit di Surabaya barat itu dilengkapi unit gawat darurat (UGD) di bagian depan. Juga, ada ruang intensive care unit (ICU) yang siap beroperasi untuk kasus gejala berat. Tidak hanya itu, kesiapan oksigen juga dicek dan semuanya sudah siap. Sebab, saluran oksigen di rumah sakit darurat GBT tidak lagi menggunakan tabung per kamar.
“Sudah sangat bagus karena menggunakan oksigen sentral. Sumber oksigennya tersentral,” ujar anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Tjutjuk Supariono.
BACA JUGA : Mensos Risma Ngamuk Lagi di Tuban, Ini Alasannya
Selain penanganan medis, sarana dan prasaran lain seperti listrik di RS tersebut yang cukup besar. Sebab, stadion yang berlokasi di perbatasan Surabaya – Gresik itu memang awalnya disiapkan untuk menyambut piala dunia U-20. Dengan dukungan fasilitas yang ada di GBT, Tjutjuk menilai kesiapan rumah sakit darurat tersebut jauh lebih baik dibandingkan rumah sakit lapangan tembak (RSLT).
“Meski sudah sangat siap, kita berharap kosong lah. Semoga semua warga Surabaya sehat semua,” katanya.
Bagaimana terkait protes dari masyarakat? Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya Khusnul Khotimah memastikan masalah tersebut sudah klir. Pihak kecamatan Pakal yang juga ikut dalam sidak sudah menyampaikan bahwa sosialisasi ke warga sudah di lakukan. Apalagi, kompleks GBT jauh dari pemukiman penduduk. Dengan demikian, penolakan yang sempat muncul sudah bisa diredam.
“Ini demi kebaikan kita bersama dan untuk kepentingan banyak orang. Jadi, saya mengapresiasi warga setempat yang sudah mau pengertian,” ucapnya.
Terkait ketersediaan tenaga kesehatan (nakes), Khusnul mengatakan akan ditempatkan secara bertahap. Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit darurat tersebut. “Tapi sekali lagi, kita tidak berharap rumah sakit itu terisi,” tuturnya.
Politikus PDI Perjuangan itu mengakui saat ini Surabaya sedang kekurangan tenaga untuk penanganan medis. Namun, berdasarkan laporan dari dinkes, Surabaya akan mendapat bantuan dokter dan perawat interenship. Kementerian kesehatan (Kemenkes) akan segera mengirimkan bantuan tenaga.
Sumber daya manusia (SDM) yang diperbantukan tidak hanya akan ditempatkan di rumah sakit darurat. Baik di GBT maupun di RSLT. Para dokter dan perawat interenship juga akan ditempatkan di puskesmas yang juga sedang kekurangan tenaga. “Saya rasa ini terobosan bagus. Karena yang disiapkan tidak hanya infrastruktur kesehatannya. Tetapi, juga SDM-nya,” jelasnya
(ADI)