MOJOKERTO : Hilangnya mahasiswa di Bukit Krapyak, Desa Padusan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto sejak Minggu 11 September 2022, menyisakan duka mendalam bagi keluarga Raffi Dimas Baddar (20) asal Desa Pekoren, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan. Pihak keluarga merasa terpukul serta kehilangan sosok pemuda yang tengah menempuh pendidikan sarjana di fakuktas teknik Universitas Wijaya Putra Surabaya tersebut.
Menurut Bibi korban Toyimah, Raffi Dimas Baddar dikenal sebagai anak yang ulet dan pekerja keras. Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa, Dimas rela bekerja sambilan sebagai karyawan swasta untuk membantu perekonomian keluarganya.
“Bapaknya Dimas itu, bekerja sebagai sopir truk ekspedisi di Surabaya, mangkanya Dimas selain kuliah juga kerja cari uang di sana,” ucap Toyimah, Minggu 18 September 2022.
Toyimah mengungkapkan, jika Dimas merupakan anak yang pendiam santun dan penurut. Dimas juga aktif mengikuti berbagai kegiatan kepemudaan dan keagamaan di kampungnya.
“Anak-anak muda kampung sini kan ada sholawat manakiban rutin, nah Dimas itu mesti bela-belain ikut sampe malam, padahal besok paginya masih kerja terus kuliah,” ungkapnya.
Selain itu, Dimas juga sudah lama menekuni hobi sebagai pendaki gunung dan kerap mengikuti berbagai kegiatan komunitas pecinta alam. Oleh karenanya keluarga sangat kaget mendengar kabar hilangnya mahasiswa asal Pasuruan tersebut di bukit Bukit Krapyak, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto tersebut.
Baca juga : Hari Keenam Pencarian Mahasiswa Hilang di Bukit Krapyak, Libatkan Anjing Pelacak
Pasalnya menurut Toyimah, Dimas sudah terbiasa naik turun gunung sendirian. “Hari sabtu pas seminggu sebelum kejadian, Dimas ini baru saja naik gunung Penanggungan di Pandaan. Sudah biasa kalau naik gunung itu,” imbuhnya.
Toyamah berharap agar tim SAR dan petugas gabungan bisa bekerja secara maksimal untuk melakukan penyisiran ke berbagai sudut bukit di hari terakhir pencarian pada Sabtu 17 September 2022. Sehingga sosok keponakannya Raffi Dimas Baddar, yang sudah menghilang tanpa jejak selama satu minggu ini bisa ditemukan dan kembali berkumpul bersama keluarga.
“Keluarga cuma minta doanya saja mas, usaha sudah dicoba semua, dari tim SAR, sesepuh desa, sampai tokoh adat ikut nyari semua, semoga ketemu pas hari terakhir pencarian,” pungkasnya.
(ADI)