MALANG : Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) berencana membuka kembali jalur pendakian pada Kamis 1 Oktober 2020. Namun jelang pembukaan jalur ada kabar yang kini jadi perbincangan para pendaki. Yakni temuan jejak macan di Ranu Kumbolo.
"Kami temukan jejak macan tersebut saat membersihan jalur pendakian dan pemasangan prasasti dua aktivis mahasiswa Soe Hok Gie dan Idhan Lubis," kata Salah satu dewan adat komunitas Gimbal Alas Indonesia Teguh Priejatmono, Minggu 27 September 2020.
Dia mengatakan kemungkinan macan tutul turun ke Ranu Kumbolo memang cukup besar, sebab Gunung Semeru merupakan habitat mereka. Lalu, Ranu Kumbolo merupakan salah satu sumber air. Faktor lainnya, adalah sepinya kawasan itu dari manusia selama jalur pendakian ditutup.
“Dari ukurannya cenderung dewasa. Tidak tahu persis itu macan tutul atau macan kumbang. Jejak itu kita temukan di Ranu Kumbolo,” ujarnya.
Anggota Gimbal Alas, Trianko Hermanda mengatakan macan pernah dijumpai dijalur pendakian sekitar tahun 2017 silam. Saat itu, tidak jelas macan tutul atau macan kumbang. Saat itu, dua pendaki sedang berjalan ke puncak, sedangkan macam turun dari atas.
“Tahun 2017 di pos tiga pendaki naik, macan turun cuma dia tidak bisa membedakan itu macan kumbang atau macan tutul. Sama-sama takut macannya naik dan pendaki yang naik akhirnya turun. Dan sempat dilihat oleh petugas dari jejaknya memang macan dewasa,” papar Trianko.
Trianko menjelaskan, peluang bertemu di jalur pendakian dengan macam sebenarnya cukup tipis. Namun, ada beberapa hewan buas yang perlu diwaspadai, antara lain anjing hutan, lutung, dan macan.
"Ketika berjumpa diusahakan tidak panik, serta sebisa mungkin memposisikan merunduk atau sejajar dengan hewan yang dijumpai," terangnya.
(ADI)