Penyelundupan Ribuan Burung ke Surabaya Digagalkan

Petugas Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengamankan ribuan burung yang akan dikirim ke Surabaya. (metrotv) Petugas Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengamankan ribuan burung yang akan dikirim ke Surabaya. (metrotv)

NTT : Upaya penyelundupan ribuan burung ke Surabaya digagalkan petugas Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis malam 2 September 2021.

Ribuan burung yang disembunyikan di dalam mobil ini rencananya akan dikirim ke Surabaya menggunakan Kapal Motor Niki Sejahtera melalui Pelabuhan Ende, NTT.

Pejabat Karantina Pertanian Ende, Inosensius Wilton Dumbaris mengatakan ribuan burung tersebut berasal Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores dan akan dikirim ke Surabaya namun tidak dilengkapi dokumen.

Ribuan ekor burung tersebut disembunyikan di dalam 29 kotak kardus yang diletakkan di dalam mobil. Burung-burung yang coba diselundupkan antara lain burung kacamata wallacea, decu belang, anis kembang, dan burung bondol peking.

BACA: Mahasiswa Terciduk Selundupkan Ratusan Burung Murai dan Cucak Ijo

"Saat melakukan pengawasan terhadap keberangkatan KM Niki Sejahtera, kami mencurigai dua buah mobil yang mengeluarkan suara burung. Setelah diperiksa ternyata benar puluhan kotak dus berisi ribuan burung akan dibawa ke Surabaya," tutur Inosensius

Sementara itu, Andreas Dewa selaku Koordinator Pengawasan dan Penindakan menambahkan ribuan burung tersebut telah diserahkan ke pihak BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) wilayah Kabupaten Ende.

"Burung-burung tersebut sudah diserahkan ke BKSDA. Tadi juga ikut pelepasan burung-burung tersebut di daerah Detusoko, Kabupaten Ende. Tadi burung-burung itu sudah dilepas oleh BKSDA," papar dia.

Kepala Karantina Pertanian Ende Kostan menyampaikan bahwa sesuai Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan dalam tupoksi yang tertuang kami berkewajiban untuk melakukan pengawasan dan/atau pengendalian terhadap satwa liar dan satwa yang dilindungi.

"Kita terus melakukan pengawasan. Sudah berapa kali kita gagalkan penyelundupan berbagai satwa liar yang menggunakan moda transportasi laut. Jadi burung-burung yang hasil kita gagalkan itu sudah dilepas di Detusoko," pungkasnya.

 


(TOM)

Berita Terkait