JEMBER: Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember berunjuk rasa di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, Jawa Timur, Selasa, 8 Maret 2022.
Mereka memberikan catatan merah terhadap satu tahun pemerintahan Bupati Hendy Siswanto dan Wakil Bupati M. Balya Firjaun Barlaman. Ratusan aktivis PMII Jember ini melakukan longmarch dari jalan kembar Universitas Jember menuju Kantor Pemkab Jember.
Berbagai poster dan spanduk dibentengkan bernada mengkritik kebijakan Hendy-Gus Firjaun selama satu tahun memimpin Kabupaten Jember.
"Masih cukup banyak problem yang belum terselesaikan dan belum lagi dengan beberapa kebijakan baru yang lahir disertai kontroversi, sehingga menjadikan Jember satu tahun dalam kegagapan kebijakan," kata Ketua Umum PMII Jember M. Faqih.
BACA: Alun-Alun Jombang Jadi Sasaran Aksi Vandalisme
Selain itu, lanjut Faqih, beberapa persoalan lain yakni angka stunting yang masih tinggi, banyaknya fasilitas publik yang tidak ramah disabilitas, dan RPJMD yang masih memiliki potensi dilakukannya aktivitas pertambangan cukup memperlihatkan bahwa kepemimpinan Hendy-Gus Firjaun masih "pincang" dalam berjalan mengarahkan pembangunan Kabupaten Jember.
Catatan merah PMII Jember di antaranya bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, lingkungan dan infrastruktur dengan memberikan delapan tuntutan untuk Bupati Hendy dan Wabup Firjaun.
"Untuk itu, kami mendesak Pemkab Jember untuk mengedepankan aspek lingkungan dalam peninjauan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RTRW," tandasnya.
Ia mengatakan PMII Jember juga mendesak Pemkab segera menyelesaikan pembangunan pabrik pupuk organik sebagai bentuk upaya mengatasi kelangkaan pupuk dan menertibkan aktivitas industri yang mengancam ekosistem laut.
"Kami juga menuntut Pemkab Jember untuk melakukan tata kelola kebijakan yang terukur berdasarkan norma dan regulasi hukum serta memiliki implikasi pada kesejahteraan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Bupati Jember Hendy Siswanto dengan pengawalan ketat aparat kepolisian akhirnya menemui para aktivis PMII di depan Kantor Pemkab Jember.
"Mereka telah menyampaikan poin-poin catatan kritis agar Jember lebih baik dan saya akui memang tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di Jember sendirian, sehingga harus dipikir bersama-sama termasuk teman-teman mahasiswa PMII," tuturnya.
(TOM)