JAKARTA : Tak hanya pemandangan alam, Papua juga memiliki bermacam suku unik. Yakni suku Karowai, salah satu suku yang masih hidup di atas pohon. Suku ini keberadaanya baru ditemukan pada 35 tahun yang lalu, tepatnya menjadi suku terasing yang terletak di pelosok pedalaman Papua.
Jumlah penduduk setempat hanya berkisar 3.000 orang Sejarah suku ini tercatat hidup dalam kondisi terisolasi, berbeda dari pedalaman Papua yang lainya, suku ini tidak memakai koteka untuk kesehariannya. Sampai tahun 1970, penduduk setempat hanya mengenal penduduk sekitar saja dan tidak berkontak sama sekali dengan penduduk luar.
Tidak hanya itu saja tradisi dan adat yang dianut juga unik, berikut penjelasannya.
1. Pertama kali ditemukan dan kontak pada 1978
Untuk pertama kalinya suku Korowai berkontak dengan dunia luar berawal pada 4 Oktober 1978 oleh seorang penginjil bernama Johannes Veldhuizen. Selama bertahun-tahun dia mengajarkan cara penyembuhan dan metode kesehatan yang diprogram oleh pemerintah. Tidak hanya itu saja pada 1980, gereja sempat membangun sekolah dan klinik rawat jalan
2. Tradisi dan adat yang unik
Suku Korowai terkenal dengan tradisi dan adat yang unik, serta tradisional yaitu dengan membangun rumah pohon. Semua penduduk di sana bertempat tinggal di rumah yang dibuat dari kulit pohon sagu, cabang pohon, daun hutan, tali rotan, dan tangga di pepohonan yang tinggi. Penduduk setempat juga menyebut sebagai rumah tinggi. Hal itu dikarenakan rumah yang dibangun bisa sampai setinggi 50 meter.
3. Terdapat julukan ‘Laleo’ dalam suku Korowai
Bukan tanpa alasan penduduk setempat membangun rumah sampai setinggi itu. Tujuan utamanya yaitu supaya tetap aman terlindungi dari banjir, hewan buas dan roh-roh jahat. Konon di suku ini terdapat roh iblis jahat bernama Laleo yang sering berjalan pada malam hari. Nama Laleo berartikan julukan sebagai orang asing yang bukan suku asli penduduk mereka. Penduduk juga memercayai, semakin tinggi bangunan rumah, maka akan terhindar dari roh-roh jahat Laleo.
4. Sosok wanita tua memahami spiritual dianggap sebagai tokoh
Tak hanya itu saja, penduduk dan keluarga suku Korowai sangat menyadari hal baik dan jahat. Hal itu dikarenakan penduduk sekitarnya mengerti dan memahami keseimbangan alam, kesehatan, seksualitas dan pengetahuan dunia roh. Penduduk setempat percaya, alam semesta dipenuhi dengan makhluk spiritual, roh-roh halus yang berbahaya. Maka dari itu, suku tersebut jika terdapat sosok wanita tua yang memahami dan memiliki pengetahuan spiritualitas, maka dianggap sebagai tokoh yang dihormati dan disegani.
5. Konflik
Suku Korowai memiliki konflik yang terkenal pada beberapa tahun lalu yaitu dengan pemburuan pohon gaharu. Pohon tersebut sangat diincar oleh negara asing, hal itu disebabkan karena memiliki nilai dan harga yang sangat mahal. Hingga saat ini mulai terdapat sekelompok asing yang masuk ke pedalaman tersebut untuk menguasai perdagangan besar-besaran.
6. Rumor kanibalisme
Banyak rumor yang beredar dan menjadi konflik tersendiri bagi Suku Korowai. Pasalnya, rumor tersebut sudah melekat sebagai salah satu tradisi yang menarik untuk diteliti oleh para ahli, namun sedikit menakutkan untuk dikunjungi. Namun setelah berhasil mengunjunginya, rumor itu tidak benar, sebab penduduk sekitar suku Korowai tidak mengonsumsi daging manusia.
Hanya saja bila terdapat penduduk yang menggunakan ilmu sihir yang disebut dengan khuakhua maka mendapat ritual memakan daging manusia. Dan hal itu sebenarnya tidak benar dan harus dimusnahkan, sebab melanggar aturan hukum adat suku Korowai.
(ADI)