MOJOKERTO : Setelah memeriksa sejumlah saksi, polisi akhirnya mendapat dugaan motif pelaku pembunuhan terapis di Mojokerto. Diduga kasus itu dipicu karena pelaku tidak membayar jasa pijat.
"Akibatnya, korban marah dan berujung penganiayaan hingga tewas. Itu dugaan awal kami, untuk kesimpulannya kami akan menunggu pelaku tertangkap," kata Kapolres Mojokerto Kota AKBP Deddy Supriadi, Jumat 5 Februari 2021.
Sedangkan, identitas pelaku pembunuhan terapis Barokah Pijat di Desa di Mojokerto mulai terkuak. Polisi telah mendapatkan rekaman CCTV saat pelaku kabur dengan telanjang dada. Polisi belum mengungkap keberadaan pelaku.
"Ciri-ciri pelaku sudah terlihat. Kmai akan lakukan pengecekan," terangnya.
Selain ciri pelaku, pihaknya juga akan menelusuri motor yang digunakan pelaku untuk kabur. Menurutnya, identitas kendaraan tersebut akan membantu penyidik dalam mengungkap pelaku.
"Identitas kendaraan masih samar. Butuh kerja sama dengan masyarakat agar segera terungkap," katanya.
Sementara itu, terkait motif pembunuhan Deddy belum berani menyimpulkan. Namun, dugaan sementara dipicu karena pelaku tidak membayar jasa pijat. Akibatnya, korban marah dan berujung penganiayaan hingga tewas.
"Untuk golok yang dipakai untuk membunuh masih kami selidiki. Apakah senjata itu memang ada di TKP atau dibawa pelaku. Sebab, saat kami darang senjata itu tergeletak," katanya.
Diketahui, dua terapis di Mojokerto tergeletak bersimbah darah karena luka bacok. Satu terapis tewas bernama Santi (35) warga Nganjuk. Sedangkan seorang korban lahi Tatik (48) warga Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, terluka parah.
Dari hasil autopsi Tim Dokkes Polda Jatim, ditemukan luka parah di leher karena senjata tajam sepanjang 14 cm hingga tembus saluran pernapasan. Kini korban sudah dimakamkan di kampung halamanya di Kecamatan Loceret, Nganjuk. Sedangkan korban luka masih dalam perawatan di rumah sakit.
(ADI)