SURABAYA : Pemerintah Kota Surabaya akan memberikan sanksi kepada guru pelaku penganiayaan siswa SMP Negeri 49. Saat ini inspektorat tengah melakukan pemeriksaan untuk merekomendasikan sanksi kepada yang bersangkutan.
"Terkait sanksi kita sesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Inspektorat akan melakukan pemeriksaan. Hal ini juga menjadi pembelajaran, bahwa kita ini adalah figur. Saya inginnya guru itu punya kenangan yang bagus bagi siswa," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh, Sabtu 29 Januari 2022.
Karena itu, dia meminta setiap guru memiliki strategi yang tepat dalam memberikan pembelajaran kepada anak didiknya. Tujuannya untuk membantu dan menjaga proses pembelajaran akademik siswa.
"Karena kemampuan dan kompetensi anak tidak sama. Kita boleh mengarahkan anak, tapi harus diingat batasan edukasinya di mana. Harapannya tidak ada sentuhan fisik tapi harus menggunakan logika rasional," tuturnya.
Selanjutnya, untuk memberikan rasa aman kepada korban, Yusuf langsung mengunjungi rumah korban yang berlokasi di Jalan Kutisari Utara 3 Kelurahan Kutisari. Di sana dia langsung memberikan pendampingan psikologis kepada korban.
Baca Juga : Dikecam! Guru SMPN di Surabaya Pukul Siswa Depan Kelas
"Kami bersama psikolog untuk memberikan pendampingan kepada korban, agar anak merasa aman di sekolah. Jadi saya menjamin anak-anak ini aman di sekolah, aman dari paparan covid-19, dan aman dari guru dan teman-teman yang ada di sekolah," katanya,
Tak hanya itu, Yusuf juga langsung berkoordinasi dengan kelurahan setempat untuk membantu memberikan pendampingan, sesuai dengan keluarga dan korban. "Harapannya, kelurahan bisa membantu apabila mereka ada kesulitan. Hal ini kan sesuai dengan harapan Pak Walikota (Eri Cahyadi) tentang sinergitas dan kolaborasi," ujarnya.
Terpisah, orang tua korban Ali Muhjayin mengaku lega, karena telah mendapat jaminan keamanan untuk anaknya saat bersekolah nanti. Sebab, ia juga meyakini bahwa dengan adanya pendidikan formal di sekolah, maka bisa membantu untuk membangun karakter anak.
"Iya Alhamdulillah ada pendamping dari psikolog juga untuk menetralisir kondisi anak kami. Matur nuwun (terima kasih) juga atas jaminannya, terima kasih untuk perhatiannya," katanya.
(ADI)