Bupati Banyuwangi Ajak kades sampai Babinsa Tangani Kerawanan Sosial

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sambutan rapat koordinasi unsur tiga pilar. Rabu (7/8/2024) ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sambutan rapat koordinasi unsur tiga pilar. Rabu (7/8/2024) ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi

Banyuwangi: Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengajak tiga pilar desa, yaitu kepala desa, Babinsa, dan Bahabinkamtibmas, untuk memperkuat kolaborasi dalam menangani kerawanan sosial. Ketiga elemen tersebut selalu bergotong royong menjaga dan membangun Banyuwangi.

Imbauan ini dilontarkan Ipuk dalam rapat koordinasi tiga pilar yang dihadiri ratusan kepala desa/lurah, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas. Rapat koordinasi ini juga dihadiri Kepala BNNK dan perwakilan Forkopimda setempat.

Bupati Ipuk menyampaikan bahwa kerawanan sosial semakin beragam. Misalnya, pinjaman online (pinjol) dan judi online yang menjadi masalah nasional dinilai perlu diatasi bersama.

Menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai pinjaman online di Indonesia mencapai Rp22,76 triliun per Maret 2024, meningkat sekitar 15,35 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, laporan Menko Polhukam menunjukkan bahwa sekitar empat juta orang di Indonesia, mulai dari anak-anak hingga orang tua, terlibat dalam judi online.

"Ini harus menjadi perhatian kita semua, jangan sampai orang-orang terdekat yang ada di lingkungan kita terjerat permasalahan ini, butuh kepedulian dan kesungguhan kita untuk mencegah dengan mengedukasi warga agar terhindar dari pinjol dan judi online," kata Ipuk dikutip dari Antara, Kamis, 8 Agustus 2024.

Bupati Ipuk juga menyampaikan bahwa pemerintah telah bekerja sama dengan OJK dan perbankan untuk memberikan literasi keuangan kepada warga, termasuk ASN, dengan rutin melibatkan OJK untuk memberikan materi tentang bahaya pinjaman online dan judi online.

Ia juga mengingatkan tentang tujuh masalah yang harus diselesaikan di tingkat desa, seperti anak miskin yang tidak sekolah, ibu hamil, bayi dan balita miskin yang kurang gizi, serta orang miskin yang tidak bisa berobat. Selain itu, lansia miskin sebatang kara yang tidak bisa makan, orang miskin yang rumahnya tidak layak huni, permasalahan sampah, serta pengendalian tata ruang.

"Angka kemiskinan terus turun dalam empat tahun terakhir, dari 7,34 persen pada tahun 2023 turun 6,54 persen pada tahun 2024. Alhamdulillah semua gotong royong kita menunjukkan kinerja positif dan Banyuwangi berhasil menurunkan kemiskinan sebesar 0,8 persen," kata Bupati Ipuk.


(SUR)

Berita Terkait