Gunung Semeru Erupsi, Abu Vulkanik Setinggi 900 Meter

Gunung Semeru erupsi pada Kamis (13/6/2024) pukul 07.42 WIB. (ANTARA/HO-PVMBG) Gunung Semeru erupsi pada Kamis (13/6/2024) pukul 07.42 WIB. (ANTARA/HO-PVMBG)

Lumajang: Gunung Semeru, yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mengalami erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 900 meter di atas puncaknya. Erupsi terjadi pada Kamis pukul 07.42 WIB.

"Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dikutip dari Antara, Kamis, 13 Juni 2024.

Pada hari yang sama, Gunung Semeru mengalami beberapa kali erupsi, yaitu pada pukul 07.22 WIB, 06.51 WIB, 06.48 WIB, 06.43 WIB, 06.38 WIB, 06.30 WIB, 08.05 WIB, dan 10.45 WIB dengan ketinggian letusan yang bervariasi.

Gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu juga erupsi pada pukul 07.41 WIB dengan letusan setinggi 700 meter di atas puncak, dan kolom abu yang terlihat berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang mengarah ke utara.

Erupsi yang terus terjadi hampir setiap hari tidak mengganggu aktivitas warga yang tinggal di lereng gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.

Sebelumnya, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, mengatakan bahwa awan panas dan guguran lava pijar masih terjadi di Gunung Semeru, meskipun secara visual jarang terlihat karena cuaca yang berkabut.

"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada Level III atau Siaga dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini," katanya.

Pihaknya merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.

Masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.


(SUR)

Berita Terkait