SURABAYA: Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai demam berdarah dangue (DBD) pada musim hujan. Sebab, kasus DBD yang terjadi di Jatim cukup tinggi, secara kumulatif mencapai 7.535 kasus sepanjang 2020.
"Maka itu kami ingatkan agar masyarakat waspada, karena penyakit ini yang sering menjadi masalah ketika musim hujan," kata Kepala Dinkes Jatim, Herlin Ferliana, dikonfirmasi, Jumat, 13 November 2020.
Menurut Herlin, kondisi tahun ini tidak seperti tahun lalu yang di mana dihadapkan dengan pandemi covid-19. "Sekarang ini kondisinya tidak seperti tahun yang lalu. Kondisinya sangat sulit untuk menekan jumlah kematian, dan jumlah kasus demam berdarah," ujar Herlin.
Data Dinkes Jatim sejak Januari hingga 9 November 2020, jumlah pasien DBD di berbagai daerah secara kumulatif mencapai 7.535 orang. Dari jumlah itu ada sebanyak 63 orang pasein DBD meninggal, dengan prosentase tingkat kematian (case fatality rate/CFR) DBD di Jatim sebesar 0,8 persen.
Penanganan DBD di tengah pandemi Covid-19 punya tantangan sendiri. Kader kesehatan tidak bisa bergerak leluasa memberikan penyuluhan penanggulangan penyakit ini.
"Kami ingatkan masyarakat agar melakukan pencegahan, karena nyamuk itu akan berkembang biak di saluran-saluran ataupun di kumpulan-kumpulan air yang tergenang," ujarnya.
Selain demam berdarah, Herlin juga meminta masyarakat waspada terhadap penyakit lain seperti Leptospirosis yang berkaitan erat dengan hewan tikus. Leptospirosis, kata Herlin, bisa berupa gatal-gatal pada kulit, nyeri otot, sampai aritmia jantung.
"Bagian tubuh yang sering terserang bakteri ini adalah bagian kaki. Terutama saat kaki kita yang menyentuh air yang tidak seluruhnya bersih," ujarnya.
(TOM)