SURABAYA: Pakar Virologi dan Imunologi dari Universitas Gadjah Mada Mohammad Sifudin Hakim mengingatkan, sebelum pemberian vaksin covid-19 pada anak, anak perlu diberi pengertian untuk menjaga kesehatan secara umum.
Misalnya, cukup istirahat sebelum pemberian vaksin, menjaga pola makan, dan tidak melakukan aktivitas berat seperti bermain berlebihan.
"Hal-hal tersebut harus dijaga supaya kondisi badan tetap sehat dan bugar saat pemberian vaksinasi," terang Hakim dikutip dari laman resmi UGM, Sabtu 8 Januari 2022.
Selain itu, ia juga mengimbau agar orangtua memberikan informasi secara jelas kepada petugas kesehatan terkait dengan kondisi kesehatan anak.
BACA: Setelah Jombang, Seorang Siswa MI di Magetan Meninggal Usai Vaksin
Hakim menyampaikan efek samping atau kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) secara umum ada yang sifatnya lokal seperti nyeri atau bengkak di tempat suntikan. Selain itu, juga yang bersifat sistemik seperti demam. Kondisi demam merupakan bentuk respons tubuh dalam membentuk antibodi.
Sementara itu, terkait kasus meninggalnya dua anak di Bone dan Jombang usai vaksinasi covid-19, Hakim menjelaskan Komnas KIPI telah melakukan investigasi dan menyimpulkan kedua kasus tersebut tidak disebabkan oleh vaksin Covid-19.
Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak takut untuk memberikan vaksin covid-19 pada anak.
Karena adanya laporan kejadian semacam ini akan ditindaklanjuti oleh Komnas atau Komda KIPI untuk memastikan pelayanan vaksinasi covid-19 tetap berjalan secara optimal.
Ia kembali menekankan setiap ada kejadian serius pascaimunisasi, Komnas dan Komda KIPI akan melakukan investigasi untuk melihat adanya hubungan sebab-akibat kejadian tersebut dengan vaksin.
Sebab, KIPI adalah semua kejadian tidak diinginkan yang muncul setelah pemberian vaksin. Namun begitu, kejadian yang timbul belum tentu disebabkan oleh vaksin.
"KIPI adalah semua kejadian yang timbul setelah vaksin, tetapi belum tentu disebabkan oleh vaksin. Hal ini yang perlu dipahami oleh masyarakat umum sehingga tidak perlu terburu-buru menyimpulkan bahwa kejadian serius tersebut pasti disebabkan oleh vaksin covid-19," paparnya.
(TOM)