SURABAYA. Siang panas menyengat, malam gerah luar biasa. Itu yang dirasakan warga Surabaya, hari-hari terakhir ini. Maklum, suhu Kota Pahlawan sedang mendidih. Bahkan bisa lebih dari 36 derajat celcius. Apa penyebabnya?
Dari catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, suhu panas di Surabaya seminggu terakhir ini disebabkan musim kemarau akan segera berakhir.
"Transisi dari musim kemarau ke musim hujan ini, mengakibatkan gumpalan awan yang menumpuk ke tengah. “Awan menengah ini menyebabkan suhu di permukaan akan menjadi lebih sumuk atau panas,” ujar Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto.
Dijelaskan Teguh, pengumpulan awan yang menengah itu mengakibatkan pantulan radiasi matahari ke Bumi. Sehingga pantulan radiasi matahari tersebut yang mengakibatkan panasnya Surabaya.
"Radiasi matahari yang di bumi akan dipancarkan kembali ke langit, itu akan kembali lagi ke bumi kena pantulan awan,” bebernya.
Kondisi seperti ini, diprediksi BMG akan berakhir pada awal November sekitar minggu kedua saat masuk musim penghujan. Sementara Oktober ini adalah masa transisi. Siap-siap, sumuk rek...!
(TOM)