BLITAR: Usianya sudah tidak lagi muda, 89 tahun. Namun Mbah Tukinem masih ingat betul saat tembok rumahnya ambruk diguncang gempa, Jumat malam, 21 Mei 2021.
Saat ditemui wartawan Media Grup di Desa Boro, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, mata Mbah Tukinem tampak berkaca-kaca saat bercerita peristiwa gempa semalam. Sesekali air mata menetes membasahi pipi keriputnya.
"Alhamdulillah, saya masih diberi Allah kesehatan dan keselamatan,” ujar Mbah Tukinem dalam bahasa Jawa, Sabtu 22 Mei 2021.
BACA: Datangi Korban Gempa Blitar, Khofifah Jamin Biaya Renovasi
Tukinem berkisah, pada Jumat malam sekitar pukul 19.00 WIB, ia sedang beristirahat. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Ternyata suara itu datang dari tembok rumahnya yang roboh.
Beruntung reruntuhan tembok tmengarah ke luar rumah yang merupakan halaman kosong, sehingga tidak menimpa Tukinem dan cucunya.
“Saya lagi tidur di sini. Cucu saya berdiri di dekat pintu, tidak dibuka, itu (temboknya) sudah roboh,” ujar Tukinem.
Usai peristiwa tersebut, Tukinem merasa ketakutan dan mengungsi ke rumah saudara yang berjarak sekitar 20 meter dari rumahnya.
Dari pantuan di lokasi, tembok rumah sisi belakang Tukinem memang ambruk. Bahkan konstruksi genteng rumah Tukinem sisi samping menjadi bengkok hingga nyaris roboh.
(TOM)