LUMAJANG: Merasa tanahnya diserobot, seoarang warga di Lumajang, Jawa Timur, menuntup paksa jalan khusus armada tambang. Akibatnya, ratusan truk pasir tak bisa keluar masuk.
Dengan membawa sejumlah bibit sengon dan kayu, Arsyad Subekti 46 tahun beserta lima orang pengacaranya menutup jalan tambang pasir di Desa Bades, Kecamatan Pasirian.
Penutupan dilakukan dengan cara menaruh tulisan dan meletakan kayu di jalan tersebut agar tidak dilalui armada pasir.
"Lahan yang selama ini dijadikan jalan tambang untuk armada pasir ini adalah milik saya. Sebab, lahan tersebut dibeli secara sah kepada pemilik sebelumnya, " ujarnya.
Namun secara sepihak, pengelola jala tambang yaitu Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) menjadikan jalan tersebut sebagi jalan tambang pasir. Bahkan, lahan tersebut sudah lama dijadikan jalan tambang.
"Untuk itu, saya meminta lahan ini tidak dilalui jalan tambang lagi. Jika tetap dilalui kami akan melaporkan secara hukum," ujar Dwi Wismo Adinata, kuasa hukum pemilik lahan.
BACA: Senggolan Antar Motor, Perempuan Tewas Terlindas Truk Tronton
Akibat penutupan ini, ratusan truk pasir tidak bisa keluar dari lokasi tambang. Para sopir mengeluh karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
"Kami sudah terlanjur masuk tidak bisa keluar. Padahal pihak penambang telah membayar retribusi untuk penggunaan jalan ini, " keluh Bali, salah satu sopir truk pasir.
Selama ini, jalan ini sudah cukup lama dijadikan sebagai jalan tambang oleh Pemkab Lumajang. Jalan tambang sengaja dibuat agar meminimalisir rusaknya jalan umum akibat dilalui truk pasir. Pemeritah mempercayakan pengelolaan jalan tambang kepada APRI
(TOM)