NGAWI : Kasus penemuan mayat dalam karpet yang ditemukan di bawah jembatan Jalan Tol Ngawi-Solo masih menyisakan misteri. Meski kasus ini mengarah kepada pembunuhan, namun polisi masih belum mendapati petunjuk siapa pelakunya. Namun sejumlah fakta sudah berhasil digali polisi terkait identitas mayat itu dan asal usulnya.
Dugaan sementara, mayat tersebut adalah Sumiran (57), warga Pragak, Kecamatan Parang, Magetan. Pria itu dibunuh di sebuah kontrakan di Jenangan Ponorogo. Selain itu setidaknya ada 4 fakta yang sudah berhasil diungkap polisi, di antaranya :
1. Punya Luka di Bagian Kaki
Suciani (51), istri Sumiran mengenali betul jika sang suami punya luka di kaki kanan bagian bawah. Luka itu luka lama, namun polisi tak membeberkan secara detail. Luka itulah yang membuat Suciani yakin jika mayat yang terbungkus karpet itu adalah suaminya.
“Keluarga mengenali karena luka di kaki kanan bagian bawah. Serta tinggi badan yang sama yakni 167 cm,” kata Kasat Reskrim Ngawi AKP Agung Joko Haryono.
baca juga : Terungkap, Mayat Terbungkus Karpet di Pinggir Tol Ngawi Pensiuan TNI AD
2. Purnawirawan TNI AD
Belakangan diketahui, Sumiran ternyata mantan anggota TNI Angkatan Darat. Pangkat terakhir Sersan Dua (Serda). Sebelum pensiun, berdinas di Kodim 0804 Magetan. Dia pensiun sejak 2018 lalu. Sejauh ini, tak ada kabar dia pernah melanggar aturan di kesatuan.
Bisa jadi, saat berdinas, bapak dua anak itu bekerja dengan baik. Tak punya track record buruk. Bahkan, bisnisnya cukup lancar usai dia masuk masa pensiun.
3. Pengusaha Angkringan
Setelah pensiun, Sumiran mulai buka warung hingga bahkan punya empat gerobak angkringan. Sempat sekali Sumiran pernah dilaporkan ke Polres Magetan pada 2022 lalu. Tepatnya, pada 7 Januari 2022. Dia diduga menganiaya anak dibawah umur saat itu. Namun, saat itu kasus berakhir damai.
Kemudian, lama tak ada kabar, rupanya dia berjualan angkringan di wilayah Ponorogo sejak beberapa tahun terakhir. Dia merekrut anak-anak muda untuk jadi pegawainya. Hingga, dia punya empat gerobak angkringan dan berjualan di beberapa lokasi berbeda di Bumi Reog itu.
4. Selalu Berpamitan Keluarga
Sumiran kerap sekali keluar membawa mobil Honda Jazz putih nopol H 8891 BY tujuannya untuk mencari lokasi jualan. Kadang sehari dua hari dia tak pulang ke rumah. Namun, dia selalu memberi kabar ke keluarganya. Di mana, dengan siapa, sedang apa. Setidaknya, istrinya tahu.
baca juga : 5 Begal Bersajam di Surabaya Diringkus Polisi
Sumiran kerap sekali keluar membawa mobil Honda Jazz putih tujuannya untuk mencari lokasi jualan. Kadang sehari dua hari dia tak pulang ke rumah. Namun, dia selalu memberi kabar ke keluarganya. Di mana, dengan siapa, sedang apa. Setidaknya, istrinya tahu.
Terakhir dia keluar dari rumah yakni pada 23 Juni 2023 pukul 20.00 WIB. Sejak saat itu, dia tak pernah kembali. Ponselnya tidak aktif, dalam WhatsApp tertulis,”terakhir dilihat pada 24 Juni 2023 pukul 02.00 WIB”
Sejak saat itu, istri Sumiran yakni Suciani (51) curiga. Tak biasanya suaminya keluar rumah dengan mematikan ponsel. Sehari dua hari, telfon tetap tak diangkat. Suara di seberang telepon mengatakan nomor yang dituju sedang tidak aktif. Selalu begitu, sampai Suciani bingung dan memberitahu kerabatnya.
Sampai akhirnya, dia melihat pemberitaan di televisi. Terkait dugaan pembunuhan di Jenangan Ponorogo. Suciani mulai berdiskusi dengan kerabat, apakah dirinya dan keluarga sebaiknya turut bertanya pada pihak kepolisian.
Dia pun bertanya-tanya pada polisi, namun karena Sumiran sudah dewasa dan kondisinya normal, maka dia diminta menunggu sampai Idul Adha. Siapa tahu, saat itu pulang.
Namun, lagi-lagi justru berita mengejutkan yang didengar Suciani. Ada temuan mayat terbungkus karpet di bawah Jembatan Tol Ngawi Solo KM 557, tepatnya masuk Desa/Kecamatan Widodaren. Mayat pria itu diduga berkaitan dengan dugaan pembunuhan di rumah kontrakan Jenangan Ponorogo.
Kecurigaannya sempat memuncak, karena ada Honda Jazz yang diduga adalah yang digunakan Sumiran sempat disebut. Honda Jazz itu digunakan pelaku untuk kabur dari rumah kontrakan yang digunakan untuk pembunuhan.
Bertanyalah dia dan keluarga ke Polres Ponorogo. Merasa ada kecocokan, polisi pun mengajaknya ke Instalasi Forensik dan Medikolegal RSUD dr Soeroto Ngawi untuk melihat jenazah tersebut.
(ADI)