MOJOKERTO : Pemandangan lucu mewarnai hari petama Pembelajar Tatap Muka (PTM) di Sekolah Dasar (SD) Banjarnegara 1 Mojokerto. Para siswa bingung begitu tiba di halaman sekolah. Mereka kesulitan mencari ruang kelas dan tempat duduk. Melihat kejadian itu, para guru pun memandu mereka satu per satu. Mengantarkan para siswa sesuai kelas dan bangku yang harus ditempati.
Selain kebingungan mencari ruang kelas, beberapa siswa juga tidak mengetahui jadwal sekolah tatap muka, sehingga kelas kelebihan siswa. Padahal, di PTM terbatas ini jumlah siswa yang masuk dibatasi dan dibuat bergelombang. Memasuki PPKM Level 3, sebanyak 105 SMP dan 530 SD di Kabupaten Mojokerto menggelar PTM dengan protokol kesehatan ketat. Semua siswa yang datang ke sekolah wajib memakai masker dan face shield, lalu cek suhu badan dan cuci tangan.
Tak hanya itu, sebelum digunakan pembelajaran tatap muka, kelas telah disterilkan dengan penyemprotan disinfektan. Harapannya, anak-anak tetap sehat dan bisa belajar dengan aman dan nyaman. Hari pertama PTM ini pun disambut gembira orang tua siswa. Sebab, selama daring, pembelajaran tidak efektif dan kerap merepotkan orang tua. Sebab, banyak di antara mereka yang bekerja.
BACA JUGA : PPKM Level 3, Wisata Kota Malang Masih Tutup
"Senang sekali anak-anak bisa belajar langsung dari guru. Kalau daring anak-anak susah memahami. Anak kadang rewel banyak pekerjaan. Mudah-mudahan bisa PTM terus, meski dibag-bagi," kata salah seorang wali murid, Rita.
Sementara itu, Satgas Covid-19 Kabupaten Mojokerto terus melakukan pengawasan dan pengecekan ke sekolah-sekolah saat siswa masuk kelas. Selain itu mereka juga melakukan penyemprotan kelas usai dipakai PTM. Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati berharap pembelajaran tatap muka dapat terus dilakukan dengan dukungan guru dan para orang tua murid dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Mudah-mudahan para orang tua dan guru konsisten memberlakukan prokes (protokol kesehatan) pada saat anak-anak dalam kelas. Menjaga anak-untuk tetap memakai masker," ujarnya.
(ADI)