SURABAYA : Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa bertakziyah ke kediaman Buya Syafii Maarif di Jalan Halmahera, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Sabtu 28 Mei 2022. Khofifah ditemui langsung oleh istri almarhum Buya Syafii, Umi Nur Kholifah.
Khofifah mengatakan, banyak sekali makna kehidupan yang diperoleh dari cengkrama singkatnya saat takziyah, terutama tentang kemandirian Buya Syafii Maarif dan Umi Nur Kholifah dalam menjalankan kehidupan baik di skala domestik maupun publik. "Luar biasa saya rasa. Karena mempertahankan ketahanan keluarga ini bukan hal yang sederhana," katanya.
Menurutnya kemandirian yang dijalankkan oleh Buya Syafii dan istri bukan hanya diceritakan, tapi dijalankan. "Rasanya tidak mudah kita mengikutinya, tapi pembelajaran kehidupan saya rasa harus terus kita lakukan untuk mencari versi terbaik bagi kita," katanya.
Khofifah menuturkan almarhum Buya Syafii memiliki koleksi buku di perpustakaan pribadinya dengan jumlah sangat banyak. Rencananya, pihak keluarga akan menghibahkan kepada sekolah Mualimin di sekitar Yogyakarta. Atas rencan itu, Khofifah secara khusus meminta kepada keluarga Buya Syafii agar koleksi buku tersebut ada yang diberikan kepada Pondok Pesantren di Karangasem, Paciran, Lamongan.
"Supaya ruh dari semangat untuk mencari ilmu dan kemudian meluaskan wawasan dan mendedikasikan terbaik untuk kemaslahatan umat, bangsa dan negara itu tersemai. Jadi saya rasa karena referensi buku beliau luar biasa, maka ilmu tersebut bisa sampai ke anak didik disana," ujarnya.
Baca juga : Bocah 8 Tahun di Jombang Tenggelam di Sungai, Percarian Masih Dilakukan
Di mata Khofifah, Buya Syafii Maarif merupakan sosok intelektual dan ulama kharismatik yang santu dan bersahaja dengan kedalaman keilmuan yang luar biasa. Karenanya semua merasa sangat kehilangan. Khofifah mengatakan sosok sekaliber Buya Syafii Maarif tentu memiliki basis massa yang kuat, sehingga tarikan politik dari berbagai pihak tidak bisa dihindari.
Meski begitu Buya Syafii memiliki kemampuan luar biasa untuk menjaga jarak yang sama dengan semua kekuatan politik.
"Analogi yang tepat untuk bisa menggambarkan sosok Buya Syafii Maarif di tengah tarikan politik yang luar biasa adalah seperti ikan di laut. Air laut asin tetapi ikan yang hidup di laut tetap tawar tidak ikut asin seperti air laut itu sendiri," katanya.
Mantan Menteri Sosial RI ini juga menyebut bahwa sosok almarhum sangat cocok disebut sebagai Bapak Bangsa. Hal tersebut dinilai dari keinginan yang kuat seorang Buya Syafii Maarif yang teguh menjaga perdamaian dan persatuan.
(ADI)