BATU : Banjir bandang di Kota Batu menyisakan kesedihan bagi Rohman, warga Kelurahan Klojen, Kota Malang. Bapak penarik becak ini kehilangan rumah beserta harta bendanya, termasuk tabungan Rp3 juta untuk berobat. Uang hasil menarik becak dan pemberian orang-orang itu lenyap, hanyut bersama seluruh perabot dan rumahnya.
"Semua habis. Uang Rp3 juta hasil tabungan untuk berobat juga habis terbawa banjir," ucap Rohman.
Rohman bercerita sebelum banjir bandang datang, dia tengah tertidur di rumahnya usai menarik becak. Saat itu waktu menunjukkan sekitar pukul 17.00 WIB, saat tiba-tiba suara air bah mengejutkannya dan membuat Rohman berlari menyelamatkan diri.
"Itu air deras datangnya, suaranya terdengar gemuruh. Saya lari menyelamatkan diri hanya pakai sarung sama kaos, dan kaleng," katanya.
Pria 62 tahun menuturkan, air naik begitu cepat sehingga dia tak sempat membawa harta bendanya, termasuk uang tabungannya senilai Rp3 juta, hasilnya menarik becak. Menurutnya, uang itu sebenarnya juga dikumpulkan untuk pengobatan sesak napas yang dideritanya sejak lama.
Baca Juga : Pasca Diamuk Risma, BPBD Gresik Droping Logistik Korban Banjir Kali Lamong
"Uang itu dikasih orang-orang, saya kumpulkan, hasilnya narik becak, saya tabung untuk berobat uangnya Rp3 juta, saya tabung nggak pengen ngerepoti anak-anak. Itu hanyut semua, nggak sempat ambil uang, ambil baju juga nggak, hanya pakai sarung, dan baju. Uang Rp3 juta, alat dapur, kasur, kompor, tape, radio, pakaian, semuanya hanyut," bebernya.
Dirinya menambahkan, rumahnya juga roboh akibat terjangan banjir bandang tersebut. Rumah berukuran 3 x 7 meter itu hancur dan hanyut akibat terjangan material kayu besar berdiameter sekitar 1,5 meter. "Jadi kena pohon rumah saya sehingga rusak. Ketinggiannya hampir tiga meter kemarin disemprot air, ketinggian 3 meter," tuturnya.
Kini bapak tiga anak itu hanya bisa pasrah. Untuk sementara dia kini tinggal di rumah teman-teman dan tetangganya. Dia mengaku belum bisa menghubungi anak-anaknya di luar Kota Malang.
"Anak-anak di luar kota semua, belum ngubungi. Saya di sini sendirian, nggak punya keluarga siapa-siapa. Istri juga nggak ada," tuturnya.
Sementara itu Ketua RT 7 RW 6 Kelurahan Klojen Yuli Asminarsih mengaku juga uang hasil pendapatannya berjualan Rp2 juta juga hanyut terbawa air. "Semua hanyut, kulkas, lemari kecil, berkas, uang-uang, meja belajar isinya, sepatu, seragam hanyut makanya anak saya nggak sekolah dulu, terus uangnya Rp 2 juta, ngungsi tinggal tersisa Rp 12 ribu," katanya.
Di RT 7 RW 6, ada 27 kepala keluarga, dengan 74 jiwa yang terdampak banjir. Tiga rumah warganya rusak tersapu banjir bandang dan satu unit rumah milik Rohman, hanyut terbawa arus banjir. Perempuan berusia 53 tahun ini masih tak menyangka bila banjir yang terjadi pada Kamis sore itu bisa meluluhlantahkan rumahnya.
"Sejak tahun 1978 pindah sini nggak pernah banjirnya segitu. Ini kemarin terparah dan langsung naiknya cepat, dalam hitungan detik. Waktu itu sekitar jam 5 sore, mau maghrib," katanya.
(ADI)