SURABAYA : Terminal Purabaya Bungurasih kembali bergeliat setelah sepi selama larangan mudik. Sejumlah bus mulai beroperasi dan mengangkut penumpang ke berbagai tujuan. Meski belum begitu ramai. Akivitas terminal terlihat lebih hidup daripada 10 hari terakhir.
Para penumpang juga sudah memadati pintu keluar bus, sehingga mereka bisa langsung naik untuk mengantarkan mereka ke berbagai jurusan di dalam provinsi maupun di luar Jatim. Aktivitas angkutan kota serta tukang ojek di terminal juga kembali ramai. Kalau sebelumnya mereka memilih tak beroperasi karena sepinya penumpang, kini mereka bisa kembali mengais rejeki.
"Alhamdulillah ramai hari ini, ini saja sudah bawa 3 penumpang," kata Firdaus, salah satu tukang ojek.
Beberapa penumpang yang sebelumnya menahan diri untuk tidak pulang kampung memilih untuk pulang sekarang. Apalagi setelah larangan mudik sudah berakhir.
Baca Juga : Terminal Purabaya Bungurasih Sepi hingga H-3 Idul Fitri
"Ingin ziarah ke makan orang tua, kemarin kan memang dilarang, jadi nggak pulang," kata Halimah, salah satu penumpang yang juga warga Turen Malang.
Seperti yang diketahui, terminal Purabaya Bungurasih Surabaya sepi, imbas larangan mudik sejak 6 Mei lalu. Seluruh jalur bus melompong, tak ada lalu lalang penumpang yang datang maupun berangkat hingga H-3 Idul Fitri, Minggu 9 Mei 2021.
“Tak pernah melihat Bunggurasih seperti ini. Sepi seperti bukan terminal,” kata M Arifin, salah satu pemilik kios makanan di sekitar terminal.
Kondisi paling sepi terlihat di jalur bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Bus-bus jurusan Semarang, Bandung, Jakarta, Cirebon, Yogyakarta maupun Lampung tak terlihat sama sekali.
Sementara itu, di jalur bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) beberapa kali ada yang melintas. Itu pun sangat terbatas dan penumpang yang sedikit. Sementara di area tunggu penumpang tak ada yang bersandar. Demikian juga di kawasan pintu keluar terminal yang kerap diserbu penumpang untuk menghindari razia di dalam juga terlihat sepi.
Para calo yang biasanya bersemangat jelang lebaran kini terlihat lesu. Mereka yang kerap kali berkumpul di pintu masuk bus dan lorong jalur pemberangkatan sudah tak terlihat lagi. Hanya ada satu dua orang calo yang masih duduk-duduk di sekitar tangga turun ke arah jalur pemberangkatan.
“Nggak ada penumpang, mau teriak-teriak ke siapa kalau sepi begini,” kata salah satu calo.
(ADI)