SURABAYA : Kasus gagal ginjal akut misterius di Jawa Timur mulai melandai. Tercatat, dalam tiga bulan terakhir laporan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak sebanyak 25 kasus dan 14 di antaranya meninggal dunia. Selain adanya larangan untuk meresepkan penggunaan obat sirop, tenaga kesehatan juga gencar melakukan sosialisasi deteksi dini penyakit itu.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim, dr Sjamsul Arief mengatakan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Jawa Timur saat ini sudah melandai, bahkan cenderung menurun. Data itu diterima dari dari dua rumah sakit yakni RSUD Dokter Soetomo Surabaya dan Rumah Sakit Saiful Anwar Malang.
"3 bulan terakhir, ada 25 kasus gagal ginjal dengan jumlah kematian sebanyak 14 kasus. Bahkan pada November ini belum ada laporan kasus tambahan, baik yang dirawat maupun yang meninggal dunia," katanya, Minggu 6 November 2022.
dr Sjamsul mejelaskan dari 14 kasus yang meninggal rata-rata pasien berusia antara 1-5 tahun. Hal ini dipicu karena kondisinya sudah memburuk dan terlambat ditangani. Sehingga saat menjalani perawatan hemodialisis atau cuci darah di rumah sakit, pasien gagal ginjal akut sulit diselamatkan.
baca juga : Picu Gagal Ginjal, WHO Terbitkan Peringatan 8 Obat Sirop Mengandung Etilen Glikol
"Kebanyakan pasien yang datang sudah dalam kondisi parah dan terlambat ditangani," terangnya.
Dia menyebut beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya jumlah pasien gagal ginjal akut misterius di Jawa Timur ini di antaranya karena kebijakan pelarangan obat sirop. Kemudian dilanjutkan dengan pendistribusian Fomepizole sebagai obat penawar di rumah sakit rujukan gagal ginjal akut di sejumlah daerah.
"Selain itu, banyak tenaga kesehatan yang gencar melakukan sosialisasi deteksi dini," tandas dr Sjamsul.
Dia mengimbau kepada para orang tua diminta peka dengan mendeteksi produksi urine anak. Sehingga anak bisa lebih cepat tertangani dengan menjalani hemodialisis atau cuci darah. Deteksi dini berupa berkurangnya volume urine atau tidak adanya urine dalam waktu 6 jam disertai demam, flu, batuk, hingga diare.
(ADI)