Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tuban Konsisten Terus Naik

Foto : Kepala BPS Tuban, Andhie Surya Mustari. (agus).Tubankab.go.id Foto : Kepala BPS Tuban, Andhie Surya Mustari. (agus).Tubankab.go.id

Tuban: Pemkab Tuban, di bawah kepemimpinan Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, SE., terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tuban dengan mengimplementasikan berbagai paket kebijakan dan program kerja untuk mempercepat laju perekonomian.

Upaya yang dilakukan Pemkab Tuban membuahkan hasil yang positif. Menurut rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tuban, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tuban tahun 2023 meningkat sebesar 4,36 persen.

Kepala BPS Tuban, Andhie Surya Mustari, menyatakan bahwa perekonomian Kabupaten Tuban tahun 2023 diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Tuban tahun 2023 mencapai Rp 81.860,06 miliar, meningkat dari Rp 75.187 miliar pada tahun 2022 dan Rp 65.911 miliar pada tahun 2021.

“Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, ekonomi Kabupaten Tuban tahun 2023 dibandingkan tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,36 persen,” ujar Andhie dikutip dari laman resmi Kabupaten Tuban, Jumat, 2 Agustus 2024.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tuban lebih baik dibandingkan dengan kabupaten tetangga. Pada tahun yang sama, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan sebesar 4,28 persen dan Kabupaten Bojonegoro sebesar 2,47 persen.

Andhie Mustari menjelaskan bahwa struktur perekonomian Kabupaten Tuban tahun 2023 didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 30,69 persen. Diikuti oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 18,50 persen; perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,12 persen; konstruksi sebesar 11,05 persen; pertambangan dan penggalian sebesar 9,08 persen serta informasi dan komunikasi sebesar 5,29 persen.

Selain itu, pertumbuhan terjadi di semua lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah transportasi dan pergudangan sebesar 10,60 persen serta jasa lainnya sebesar 10,51 persen.

Menurutnya, peningkatan mobilitas penduduk seiring dengan pemulihan ekonomi setelah pandemi tahun 2020-2021 memberikan efek ganda pada beberapa sektor ekonomi.

Andhie Mustari menjelaskan bahwa memahami pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya dilihat dari perbandingan pertumbuhan tahun ini dengan tahun sebelumnya. Misalnya, pada 2023 tercatat pertumbuhan 4,36 persen, sedangkan pada 2022 sebesar 8,88 persen.

"Membacanya bukan turun, tapi sedikit melambat. Pembacaannya tetap tumbuh dari PDRB tahun sebelumnya. Hanya saja tidak sebesar 2022," jelasnya.


(SUR)

Berita Terkait