Bulog Cabang Tulungagung Intensifkan Penyaluran Beras dan Jagung Murah

Antaranews Antaranews

Tulungagung: Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Tulungagung meningkatkan distribusi beras dan jagung murah kepada masyarakat. Distribusi tersebut mencakup wilayah Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, Blitar, dan Kota Blitar. 

Kepala Bulog Cabang Tulungagung, David Donny Kurniawan, menyatakan bahwa setiap bulan mereka menyalurkan sekitar 2.856 ton beras sebagai bagian dari program bantuan pangan, dengan setiap paket seberat 10 kilogram.

"Selain program bantuan pangan, kami juga menyalurkan beras melalui program Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP)," ujar David dikutip dari Tribratanews, Senin, 8 Juli 2024.

Program SPHP berjalan sepanjang tahun, dari Januari hingga Desember 2024. Kedua program ini memberikan dampak signifikan bagi masyarakat karena memenuhi kebutuhan pangan dengan harga terjangkau.

"Jika masyarakat dapat mengakses beras berkualitas dengan harga terjangkau, itu berarti kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi," ujarnya.

David juga menekankan pentingnya masa panen tahun ini terhadap ketersediaan dan pasokan beras di wilayah kerja Bulog Tulungagung.

Menurutnya, berbagai faktor sangat mempengaruhi penyerapan beras oleh masyarakat. Namun, sebelum masa panen dan saat kebutuhan beras masih tinggi, pemerintah kabupaten sering meminta Bulog untuk melakukan operasi pasar.

Sejak Desember 2023 hingga April 2024, Bulog juga telah menyalurkan 107.000 ton jagung bersubsidi. Selanjutnya, penyaluran jagung dilakukan secara komersial dengan menyerap jagung dari petani melalui mitra pengadaan Bulog.

Jagung tersebut disimpan maksimal dua bulan dan disalurkan ke pelanggan melalui sistem pre-order atau pemesanan.  "Pembeli dilakukan dengan pre-order pada kami, lalu kami mencarikan jagungnya," jelasnya.

Jagung Bulog dijual dengan harga Rp4.700 hingga Rp5 ribu per kilogram.

David juga menjelaskan bahwa jagung sebanyak 107 ribu ton yang telah disalurkan tersebut diimpor dari luar negeri dan disimpan di gudang-gudang Bulog di Kediri, Surabaya, dan Gresik. Sedangkan untuk skema komersial, Bulog wajib menyerap jagung dari petani lokal, dengan mengutamakan kualitas.  "Prinsipnya, kami menyerap jagung dari petani lokal dengan mengutamakan kualitas," ujarnya.


(SUR)

Berita Terkait