PROBOLINGGO : Pelaku pembunuhan janda di Probolinggo ternyata sudah lama mengenal korban. Dukun bernama Muhammad Anwar (43), warga Desa Alassumur, Kecamatan Kraksan ini bahkan datang ke rumah korban atas permintaan korban sendiri. Tujuannya untuk ritual penggandaan uang. Hasil penyelidikan polisi, korban merupakan ketua arisan dengan banyak anggota. Namun, belakangan banyak uang anggotanya yang belum dibayarkan. Utang pun menumpuk.
Untuk melunasi utang pada anggotanya, korban tidak memiliki cukup uang. Dia bahkan harus menjual semua perhiasan untuk menutupi semua utang itu. Namun, tetap saja tidak cukup. Karena pikiran kalut, korban pun memanggil seorang dukun yang konon bisa menggandakan uang. Pelaku dipanggil ke rumah dan proses penggandaan uang dilakukan di kamar korban.
"Saat itu korban sudah membawa uang tunai Rp104 juta untuk digandakan. Tetapi janji tersangka untuk menggandakan uang tak kunjung tiba. Akibatnya, korban kecewa dan marah," kata Kapolres Probolinggo AKBP Ferdy Irawan, Rabu 21 April 2021.
Saat itulah korban mengancam akan berteriak dan membongkar kedok pelaku sebagai dukun pengganda uang gadungan. Merasa terancam, pelaku pun naik pitam dan mencekik leher korban hingga meninggal dunia. Usai membunuh, pelaku kabur dengan membawa uang tunai Rp104 juta milik korban.
Beberapa hari penyelidikan, pelaku akhirnya ditangkap berikut barang bukti uang milik korban, HP yang digunakan pelaku berkomunikasi dengan korban. Selain itu, polisi juga mengamankan barang bukti selimut dan sprei.
Diketahui, seorang janda ditemukan tewas dengan wajah lebam di kamar rumahnya, Jumat 16 April 2021. Korban bernama Juahaiyah (45) warga Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo itu tewas dengan posisi telentang dengan luka dimulut.
(ADI)