Dapit 'Lovebird', Pedagang Burung Bermodal Ninja Kini Punya Rumah Mewah

Dapit 'Lovebird', pedagang burung beromzet puluhan juta dari Sidoarjo. (foto/clicks.id) Dapit 'Lovebird', pedagang burung beromzet puluhan juta dari Sidoarjo. (foto/clicks.id)

SIDOARJO: Nama Dapit "Lovebird" tentu sudah tak asing lagi bagi penghobi burung atau biasa disebut kicau mania. Maklum, pemuda asal Sidoarjo itu  menyandang gelar 'pengepul'  burung terbesar di Jawa Timur dengan omzet puluhan juta rupiah per bulan.  Seperti apa kisahnya?

Tak ada yang berbeda dengan penampilan Dapit saat disapa redaksi cliks.id, Minggu 9 Februari 2021. Mengenakan kaos oblong duduk santai di depan kios sangkar dan makanan burung milikya di  Jl. Sawunggaling Gang 2, Desa Sambisari RT 36 RW 07 Sidoarjo.

"Justru sekarang toko sangkar ini yang menyelamatkan, bisa buat makan.  Sejak pandemi covid-19, penjualan burung menurun. Sangkar, pakan burung dan aksesoris yang lumayan, " ujar Dapit membuka obrolan.

Toko sangkar yang berada di bawah rumah mewahnya itu baru berdiri sekitar delapan bulan lalu. Sementara kios burungnya berjarak sekitar 25 meter di belakang rumah. Bedak-bedak sangkar tertata rapi.  
Mulai dari Lovebird, Kenari , Parkit , Murai Batu, Cucak Rowo, aneka Jenis Jalak, Kacer, Tledekan, Decu, Cendet, Trucukan, Anis Merah, Anis Kembang, aneka Poksar,  Kinoy, Prenjak, Pleci,  hingga Perkutut semuanya tersedia.

Selain itu disediakan warung kopi dengan meja panjang untuk pembeli. Mereka bisa bersantai ngopi sambil memantau burung incarannya. Sementara burung-burung lokal maupun import berharga jutaan rupiah, seperti Wambie, Cucak Cungkok, Murai, Poksay Hongkong ditaruh di sebuah rumah depan kios utama.

"Bulan ini stok burung tidak seperti biasanya. Susah datangkan burung import karena Malaysia lockdown. Sementara Kalimantan sedang kebanjiran, burung dari sana susah juga, " ujarnya.

Selama setahun pandemi covid-19, grafik penjualan burung turun terimbas di larangnya kontes burung (gantangan). Omzetnya turun hampir 70 persen. Bahkan beberapa karyawan terpaksa dirumahkan.

"Gantangan tidak ada, orang sekarang mungkin milih beli sangkar buat menghias burungnya di rumah. Sejak saya mulai usaha, baru kali ini grafiknya menurun sampai 70 persen. Yang penting sekarang bisa buat makan dulu, " ujarnya bersyukur.

Meski awalnya enggan membuka omzet penjualan, namun Dapit akhirnya mengaku jika sebelum masa pandemi rata-rata per bulan bisa meruap keuntungan hingga Rp 30 juta sampai Rp 40 juta.

Wajar Dapit meraup keuntungan puluhan juta. Selain ribuaan ekor burung berbagi jenis bisa di datangkan dalam sekejap, pembelinya bukan hanya kolektor dan penghobi. Namun juga tempat grosir para pedagang burung eceran.

Membuka Usaha Modal Ninja

Meski penjualan menurun dan memaksa mengurangi karyawan, Dapit tetap merasa bersyukur. Apalagi jika melihat perjuangannya memulai usaha dengan modal kecil.

Di awal tahun 2000 an, Dapit nekat menjual motor Ninja Kawasaki kesayangan untuk memulai usaha berdagang burung lovebird. Saat itu burung berwarna-warni cantik sedang melejit. Kios burungnya juga masih sempit.

"Kalau ingat jaman dulu yang tetap harus bersyukur. Omzet terbesar waktu jaman jualan lovebird. Makanya sampai sekarang orang kenalnya Dapit Lovebird, meski sudah jualan aneka burung seperti sekarang ini, " kenangnya.

Ditanya soal kunci sukses mengembangkan usaha, Dapit mengatakan hanya modal nekat kerena tidak punya modal besar. Selain itu juga kecintaan pada hobi dan menjalankan kepercayaan.

"Kalau modal uang ya itu motor Ninja itu, untungnya diputer terus. Saya nekat datangi peternak perkutut terbaik. Saya hanya bilang bisa jual barangnya dengan cepat. Saya taruh uang tidak banyak, mereka lepas semua burungnya ke saya," ucapnya.

Untuk menjaga kepercayaan itu, sampai sekarang Dapit masih turun ke lapangan sendiri untuk berburu burung. Selain menjaga kualitas juga tak ingin mengecewakan pelangganya.

"Seperti kemarin, temen agen Jakarta buruh 600 kenari. Uang sudah ditransfer itu yang susah. Hujan-hujan saya ke Malang cari burung sendiri,  " ucapnya.

Setelah berhasil menjalankan kepercayaan dan namanya dikenal, akhirnya jalan usaha lain terbuka lebih mudah. Seperti sangkar dan pakan burung, tidak butuh waktu lama bisa berkembang.  

"Sangkar yang bagus miliknya pengede-gede, juga saya datangi dan akhirnya kenal. Mereka langsung percaya dan tau, kamu Dapit Lovebird Sidoarjo itu. Langsung saja bawa," kenang Dapit saat pertama kali melobi pengusaha sangkar yang biasa dipakai burung milik Presiden Jokowi ini.

Ditipu dan Dicuri

Seperti usaha lainnya, Dapit juga kerap merasakan duka. Salah satunya kena tipu kerena orang-orang yang dipercaya sebagai "pemburu" burung dilapangan ternyata meleset.

"Untuk dapat burung-burung, saya juga memasang orang. Saya kasih modal penuh, setelah dapat setor. Ternyata yang disetor kurang, itu sudah sering dan jadi pengalaman saja. Termasuk burung-burung di sini dicuri orang, " ujarnya tertawa.

Meski sekarang menjalani masa tersulit, Dapit yakin pasar burung akan kembali naik jika pandemi covid-19 berakhir. Bahkan, dia juga sudah berancang-ancang akan membuka perternakan dan gantangan lomba burung.

"Kalau ancang-ancang bikin ternak sendiri ada memang. Mudah-mudahan, covid ini segera berakhir dan semuanya bisa normal lagi, " harapnya.

 

 


(TOM)

Berita Terkait